Mohon tunggu...
Imam Punarko
Imam Punarko Mohon Tunggu... Guru - Aktivitas membaca dan menulisnya

seorang pengajar yang belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tips Membangun Keluarga di Tengah Gempuran Teknologi

16 April 2018   13:22 Diperbarui: 16 April 2018   13:24 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya anak adalah dambaan setiap orang, memiliki keturunan dan hidup layak dengan kondisi keluarga yang saling melengkapi bukan hanya mimpi namun harus di wujudkan dalam kehidupan setiap hari. semua orang akan membayangkan bisa bersama keluarganya hidup mapan dan ketenangan financial, anak yang mudah diatur atau ditata, istri atau suami yang senantiasa menemani dalam kesulitan dan kesenangan, serta kemudahan lainnya. 

Pada kenyataan nya kehidupan mengajarkan kita untuk menerima tantangan, setiap orang punya kekurangan dan siapa yang terbaik yang mampu menjadi kan kekurangannya menjadi kelebihan. 

Begitu juga dalam membina keluarga, tentu kita punya cita-cita besar. berkeluarga adalah mengajak istri atau suami serta anak mengikuti cita-cita besar kita yaitu membentuk keluarga yang harmonis.

Keluarga yang harmonis sendiri membutuhkan sebuah pengorbanan, dan setiap hal yang ingin kita nikmati tentu membutuhkan sebuah pengorbanan bukan. pernah kah kita mendapatkan sesuatu dengan membeli tentu setiap kita pernah. mau makan kita membayar sejumlah uang, mau jalan-jalan kita harus bekerja. tentunya semua ini pengorbanan.

Setiap amanah dalam berkeluarga tentu berkaitan dengan waktu kita, gagal memanfaatkan waktu untuk keluarga berarti kita gagal dalam membina sebuah keluarga. 

Tentu pengalaman buruk ini kita tidak ingin lihat pada keluarga kita sendiri kelak. saya belum merasakan anak saya menjadi besar dan mandiri. namun, insting saya tentu ingin terus belajar dari yang sudah lebih dulu belajar dengan keluarganya. saya pernah menemui keluarga dengan anak 8 profesi sang ibu PNS aktif disalah satu kementrian. Namun ke 8 anaknya hafiz al-qur'an. atau kita pernah dengar gen halilintar yang fenomenal itu. sukses membangun ketahanan keluarga. tentu kita belum sampai sana, namun langkah di bawah ini membantu kita menuju kesana.

Apa saja yang saya dapat lakukan dan pelajaran ini saya dapat dari keluarga -keluarga yang sukses membina keluarga.

1. Libatkan keluarga dalam aktifitas kita

Pernahkah kita dapat pekerjaan padahal disaat yang sama anak kita hendak bermain. mungkin sebagian kita tentu akan meminta anak kita menyingkir sebentar agar kita fokus pada pekerjaan kita. ternyata anak ketika bertemu dengan kita mengharapkan eksistensi nya dilihat oleh kita selaku orang tua. anak dimasa kecilnya membutuhkan perhatian kita selaku ayah atau ibu. disaat inilah saat terpenting membangun percaya diri anak. 

Biasanya saya akan menyingkirkan pekerjaan sebentar untuk bermain sampai saya dapat beri pengertian atau mengalihkan perhatiannya ke-hal lain. misal. dek coba buatin ayah makan siang, ayah lapar? alihkan anak mainan masak-masakan yang ada. niscaya perhatian anak akan teralihkan sekaligus meminta pasangan kita ikut berpartisipasi pada tugas kita.

2. Setiap anak punya potensi masing-masing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun