Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membentuk Manusia Pancasila dan Berbudaya Melalui Program Tujuh Poe Atikan

27 Desember 2024   17:13 Diperbarui: 27 Desember 2024   17:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Tujuh Poe Atikan Istimewa dengan konteknya sebagai implementasi penguatan Pendidikan berkarakter tentunya akan mampu mewujudkan pembentukan manusia yang Pancasila dan berbudaya. Mengapa demikian? 

Karena program Tujuh Poe Atikan Istimewa dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kearifan local. Yang artinya manusia tidak akan lupa dari mana dia berasal, baik dengan adat istiadat, norma-norma, dan kebudayaan yang sejak dulu telah ada sebagai nilai-nilai norma Pancasila.

Konsep Dasar Program Tujuh Poe Atikan Istimewa yaitu :

(1). Senen Ajeg Nusantara
Ajeg dalam Bahasa Indonesia berarti tegak, Nusantara adalah hamparan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Sabang di ujung Sumatera hingga Merauke di ujung Papua. Sehingga konsep pembelajaran mengenai Ajeg Nusantara memiliki pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini yang tersusun dari hamparan bumi nusantara memiliki kekayaaan dari berbagai latar belakang. 

Pertama latar belakang sejarahnya sebagai negara yang dibangun dari mulai kejayaan kerajaan-kerajaan di nusantara, hingga semangat patriotik pantang menyerah para pejuang dan pahlawan kemerdekaan melawan penjajahan. Kedua, latar belakang sumberdaya alamnya, sumber daya energi dan mineralnya. Ketiga, latar belakang kekayaan suku adat. Keempat, latar belakang ragam bahasa daerahnya. Kelima, latar belakang agama dan kepercayaan. Keenam, latar belakang seni budaya dan berbagai keunggulan lainnya, yang menegaskan bahwa indonesia sebagai bangsa yang besar akan mampu berdiri tegak sebagai bangsa yang maju dan beradab.

(2). Salasa Mapag Buana
Mapag  artinya menjemput dan Buana adalah dunia. Secara harfiah, mapag buana berarti menyiapkan diri kita dari berbagai hal untuk menjemput datangnya peradaban dunia yan semakin modern. Dalam falsafah sunda sering kita dengar, mi indungka waktu mi bapa ka zaman. Hidup yang kita alami ini, harus bisa kita selami dari berbagai sudut pandang waktu dan perubahan zaman. Kemampuan membaca perubahan zaman dan keragaman hidup dibelahan dunia yang lain, mutlak dibutuhkan untuk menambah khazanah yang akhirnya menentukan langkah di masa depan.

(3). Rebo Maneuh di Sunda
Maneuh berarti diam atau tinggal dan Sunda tentu adat budaya yang mendiami tanah pajajaran, sebagian wilayah propinsi jawa barat dan banten, termasuk didalamnya kabupaten Purwakarta. Maneuh di Sunda berarti menegaskan kita yang tinggal di Purwakarta harus mengenal jati dirinya, budaya leluhurnya, yang dengan budaya sunda itu, kita menjadi bangga sebagai bagian bangsa indonesia yangmajemuk. Sunda yang dipahami adalah nilai-nilai kehidupan budaya, bukan sekedar seni tradisinya.

Sunda menjunjung tinggi falsafah hidupnya, silih asih silih asah silih asuh, welasan asihan deudeuhan sebagai ajaran adiluhung siliwangi. Kita memiliki sejarah panjang sebagai suku sunda. Dimulai sejak abad 14 masehi, kerajaan sunda berdiri kokoh sebagai kerjaan di nusantara yang disegani.

Prinsip siliwangi yang silih asah silih asih silih asuh menegaskan orang sunda termasuk raja-nya tidak mengedepankan kekuasaan, tetapi menjunjung tinggi persamaan hak, martabat dan sikap gotong royong, sareundeuk saigel, sabobot sapihanean. Semuanya menyatu sebagai hamba yang mengabdi pada tuhannya, pada alamnya dan pada dirinya sendiri. Bentuk pengabdian sunda diimplementasikan pada sikap welasan pada alam dan lingkungannya.  Gunung-gunungnya dijaga agar tetap geu'euman, sungainya  dijaga agar tetap mengalir jernih. 

Falsafah sunda diatas menegaskan pada diri setiap orang sunda agar tetap menjaga diri dan alamnya ditengah gempuran modernitas dan budaya asing.

(4). Kemis Nyanding Wawangi
Pengetahuan siswa yang sudah mengenal jati diri budayanya, membuka cakrawala nusantara dan telah mengarungi dunia, maka ia akan naik pada tingkatan selanjutnya sebagai siswa yang siap hidup merdeka, belajar tanpa batas, membuka jendela ilmu dengan kemampuan dirinya sendiri. Niscaya, siswa akan paham betul akan keindahan hidup, keindahan keragaman. Disitulah guru dan siswa melengkapi dirinya dengan belajar dari sebuah kebebasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun