Hingga akhirnya ibu Mahesa meninggal dunia, ia sangat terpukul dan sakit hati pada ayahnya. Mahesa pergi dari rumah dan tinggal di jalanan hingga harus bekerja menjadi pengamen demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Mahesa memang memiliki suara yang merdu jika bernyanyi dan itu telah membuatnya bertemu dengan seorang pemilik kafe namanya Pak Zain.Â
Sejak itulah Mahesa menjadi penyanyi kafe dan tinggal di rumah kontrakan belakang kafe tersebut. Namun dalam hati Mahesa tak pernah melupakan apa yang telah terjadi dengan ibunya. Ia sangat membenci ayahnya yang telah berselingkuh hingga menikah lagi dan menyakiti hati ibunya. Dalam benaknya tumbuh kebencian yang sangat hingga sering membuatnya gelisah dan akhirnya lari pada minuman keras sebagai temannya.
Sepulang dari kafe, ia akan terus minum hingga mabuk dan tertidur pulas sampai pagi. Begitulah hari-harinya dilalui Mahesa dengan penuh kebencian dan kegelisahan. Hingga suatu hari Mahesa menemukan seekor kucing yang tertabrak mobil di tengah jalan.Â
Mahesa yang sedang mabuk dan tidak sadar itu, masih bisa mengingat kejadian malam itu. Ketika kucing yang mati tersebut melayang ke arahnya dan seperti masuk ke dalam tubuh Mahesa. Kejadian aneh yang hanya Mahesa saja yang mengetahuinya. Setelah itu Mahesa pun ambruk di pinggir jalan karena mabuknya.
Keesokan harinya saat ia tersadar sudah berada di rumah kontrakannya karena ditemukan oleh Pak Zain yang akan membuka kafe. Saat Mahesa terbangun ada yang lain dirasakan dengan matanya, pandangannya seperti bisa menembus waktu yang akan datang ketika orang yang di hadapannya bersitatap langsung dengan dirinya. Sungguh aneh! Dan itu adalah sebuah takdir yang harus diterimanya.
Seperti saat itu Pak Zain yang sedang berbicara kepadanya, Mahesa melihat jika beliau ini akan menemukan kesedihan yang membuatnya menangis karena kehilangan. Mahesa tak mengatakan tentang penglihatannya itu kepada siapapun. Dan suatu hari Pak Zain menelpon dirinya dan memberi kabar jika istrinya meninggal dunia bersama bayi mereka saat sedang melahirkan.Â
Pak Zain sangat kehilangan dan bersedih dengan apa yang telah terjadi padanya. Mahesa pun kembali teringat dengan apa yang dilihatnya, begitulah akhirnya Mahesa sadar akan apa yang sebenarnya telah terjadi. Ia kini menjadi seseorang yang bisa menerawang jelas keadaan seseorang yang berhadapan langsung dengannya. Namun Mahesa tak bisa menceritakan semua itu pada siapapun, ia hanya memendam semuanya hingga merasa kepalanya mau pecah. Dan itu tak mampu dikendalikannya.
Lalu terjadilah kejadian itu, ia mabuk dan berniat untuk bunuh diri. Namun Tuhan berkata lain karena mengirimkan Hilda untuk menyelamatkan hidupnya. Begitulah awal mula pertemuannya dengan Hilda yang kini telah menjadi sahabat dekatnya.
Hilda dan Mahesa, sepasang anak muda luar biasa dengan kedua matanya. Mereka saling berbagi cerita dan bertukar pengalaman untuk berbuat kebaikan demi orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan. Mahesa pun kini telah meninggalkan kebiasaan mabuknya dan fokus bekerja sebagai penyanyi kafe.
Waktu pun terus berlalu, Hilda dan Mahesa kian nyaman dengan kedekatan mereka. Akhirnya mereka berikrar untuk saling menjaga dan mengasihi satu sama lain. Mereka berjanji untuk saling setia. Hingga di suatu hari Mahesa tiba-tiba saja mengatakan sesuatu hal yang membuat Hilda sangat gelisah.
"Kau akan segera menemukan pasangan hidupmu, Nda." Ujar Mahesa kepada Hilda dengan panggilan sayangnya.