Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ibu" Hakikat Sebuah Keramat

16 November 2020   16:00 Diperbarui: 16 November 2020   16:24 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu bagaimana dengannya yang ketika meminta pertolongan pada kita, terkadang hanya ada kata "ah" yang terlontar begitu saja dari mulut kita. Dengan sabar, dia hanya diam mendengar perkataan itu.

Tahukah? Jika saja saat itu hatinya merasa terluka, dan keluarlah perkataannya, maka terjadilah dengan kata-katanya tersebut sebagai Kuasa Tuhan. Keridhaan ibu adalah keridhaan Tuhan bagi kita.

Sungguh ampuh perkataan seorang ibu, maka pantaslah jika ia disebut "Keramat". Dengan menyenangkan hatinya saja kita telah sangat menghormatinya, apalagi jika kita memberikan kebahagiaan yang lebih kepadanya.

Sebuah keramat tentunya sangat sakral untuk selalu diagungkan, karena itulah hakikat yang sesungguhnya. Dan ketika hal tersebut kita lakukan dengan sebagaimana mestinya tentunya kita sebagai anaknya akan memperoleh keberhasilan sesuai harapan dan doa yang selalu dipanjatkannya kepada Tuhan Sang Maha Kuasa.

Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam, yang telah memerintahkan kami untuk bersyukur dan berbuat baik kepada kedua orang tua terutama ibu, dan berwasiat kepada kami agar menyayanginya sebagaimana beliau telah mendidik kami sewaktu kecil.

Dari seorang ibu berawalnya pendidikan, dan semua itu dapat kurasakan dalam bentuk kasih sayang yang takkan terlupakan. Bagiku ibu adalah guru terbaik di kehidupanku. Semoga dengan tulisan ini akan selalu mengingatkanku untuk terus berbakti padamu, Ibu.

Ibu, maafkanlah anakmu yang belum bisa membahagiakanmu.

Ibu, semoga engkau sehat selalu dan kasih sayang Tuhan selalu menyertaimu, aamiin.

Salam bakti bagimu, Ibu

dok. pribadi
dok. pribadi
Pondok Bungur, 16 Nopember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun