Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Kabar Hai Perempuan?

27 September 2020   15:19 Diperbarui: 27 September 2020   15:23 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin teori lebih mudah dibanding praktek, karena kehidupan Kak Ain sangat jauh berbeda denganku. Kembali kepada diri kita bagaimana dalam menyikapi kehidupan ini.

Teringat lagi dengan cerita dari sahabatku, yang dengan berbagai masalah mereka harus menghadapi kehidupan dengan segala konsekuensi yang harus dihadapinya.

Semua dapat disimpulkan bahwa perempuan dengan apa adanya tetaplah perempuan yang harus ikhlas menerima kodratnya. Namun semua itu selayaknya tidak menjadikan perempuan untuk berkecil hati.

Sesekali cobalah kita lihat di sekitar dengan seksama. Bagaimana perempuan-perempuan yang berjuang di atas kakinya sendiri.

Jiwa yang tangguh telah menjadikan mereka sebagai perempuan hebat dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Semua sesuai dengan porsinya begitu Tuhan telah menciptakan.

Perempuan bisa dua kali lipat lebih kuat dibandingkan laki-laki. Ketika keadaan menjadikannya sebagai single parent. Dua fungsi langsung dikerjakannya dengan sikap lapang dada yang sudah seharusnya. Menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya.

Seperti ibuku yang hingga kini masih menjalani kehidupannya tanpa bersuami lagi sepeninggal ayah. Ibu bagiku adalah seorang pahlawan. Tak ada yang setegar beliau dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Beliaulah teladan yang nyata di depan mata.

Duhai perempuan, dahulu pada masanya R. A. Kartini pun dengan lantang memperjuangkan hak kebebasan bagi perempuan. Maka dari itulah di masa kini kita hanya tinggal menikmati masa kebebasan dengan penuh rasa tanggung jawab yang semestinya. Dan kita harus selalu ingat dengan kodrati perempuan.

Menjalani kehidupan dengan segala tantangannya adalah sebuah jalan pendewasaan diri. Dari kepahitan kita bisa belajar prihatin, dari kebahagiaan kita jangan pernah lupa untuk bersyukur dan berbagi.

Teruntuk Kak Ain, saya berharap semoga Kakak bisa memanfaatkan waktu luangmu untuk sedikit berkreasi, mungkin dengan menuliskan curahan hati menjadi sebuah goresan yang lebih berarti dan dapat menginspirasi perempuan-perempuan di luar sana.

Bergerak lebih maju dengan diawali pemikiran yang sederhana hingga bisa menghasilkan sebuah karya. Apapun itu tetap berjalan di garis batas kodrati kita sebagai perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun