Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gunung Parang, Aku Datang!

29 Juli 2020   18:10 Diperbarui: 29 Juli 2020   18:08 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gunung Parang, aku datang!"

Ungkapan bahagia dari hati yang sekian lama memendam keinginan tuk datang ke gunung parang yang menggoda dengan pesonanya.

Alam selalu menyuguhkan keindahan bagi kita, ialah anugerah terindah dari Sang Maha Kuasa. Bagiku alam adalah sahabat sejati, karena kapanpun dan bagaimanapun ia bisa memberiku imaji dan inspirasi.

Begitu kesempatan ini datang sungguh bahagia rasanya karena gunung parang telah lama kuidamkan dalam sebuah kunjungan.

Bersama Warga Kota Purwakarta, akhirnya aku bisa berangkat menuju ke gunung parang yaitu pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2020.

Gunung Parang, sebuah gunung yang terletak di Desa Sukamulya Kecamatan Tegalwaru Purwakarta merupakan gunung tertinggi di Asia Tenggara dengan jalur pendakian melalui ferrata.

Perjalananku bersama Warga Kota Purwakarta menuju ke gunung parang dengan titik start dari Perpustakaan Purwakarta. Cukup lumayan jauh jalan yang harus dilalui, namun sungguh seru dirasakan karena kami menggunakan mobil bak terbuka untuk menuju ke sana.

Kurang lebih dua jam perjalanan kami pun tiba di Kampung Badega Gunung Parang. Bertemulah kami dengan salah satu pengelola di sana yaitu Kang Baban, dan kami pun disambutnya dengan ramah.

Sebelum kami melanjutkan perjalanan naik ke gunung parang, dengan penuh sabar Kang Baban memberikan beberapa informasi tentang gunung parang yang memang sudah terkenal hingga ke mancanegara.

Untuk masuk ke area gunung parang tentunya ada tiket masuk yang harus kita bayar sekitar Rp. 5.000. Namun karena kami adalah keluarga blogger kompasiana Purwakarta (Warga Kota PWK), kami pun diberikan fasilitas tiket masuk gratis.

Keren, kan?

Beruntung banget menjadi salah satu anggota Warga Kota PWK, karena hobi menulis kamilah setiap perjalanan/trip kami selalu mendapatkan pelayanan gratis. 

Alhamdulillah, bermula dari hobi bisa berakhir hoki.

Setelah kami ngobrol dengan Kang Baban, kami pun berfoto bersama dulu sebelum melanjutkan pendakian melalui sasak (jembatan bambu) untuk mencapai ketinggian 250 meter di Pos 1.

Masker dibuka sejenak karena kami berfoto (Dokpri)
Masker dibuka sejenak karena kami berfoto (Dokpri)
Mulailah kami ditantang kekuatan untuk pendakian menuju Pos 1 dengan melewati sasak. Sungguh bagiku pribadi ini adalah tantangan yang sangat berat, karena harus diakui jika setiap hari aku sangat kurang beraktifitas dengan berjalan kaki.

Nafas yang cukup berat membuatku tertinggal di belakang dari yang lainnya. 

Eungap, gaisss! (Kata orang Sunda begitu)

Tapi aku coba terus mengikuti yang lainnya demi menikmati pemandangan yang indah di atas sana. Sungguh rasa penasaran telah menguatkan kaki tuk terus melangkah naik.

Dokpri
Dokpri
Dan akhirnya setelah berpacu dengan tarikan nafas, sampailah aku di Pos 1 dengan sensasi yang sungguh menarik hati. Betapa tidak!

Pesona itu sungguh tiada tara, Subhanalloh!

Dokpri
Dokpri
Di depan sana tampak danau Jatiluhur yang begitu luas. "Jauh panineungan" (ungkapan hati dalam bahasa Sunda). Dan ada rasa damai di sini kudapati.

Jauh mata memandang dari atas ketinggian 250 meter di gunung parang telah memberiku sebuah makna, "Jika sesuatu yang kita inginkan haruslah diperjuangkan, seberat apapun kita harus bisa melaluinya."

Dokpri
Dokpri
Gunung Parang, bisa didaki oleh siapapun dengan menggunakan jalur ferrata yang cukup aman. Pengunjung bisa menggunakan fasilitas pendakian dengan membayar tarif mulai Rp. 150.000 hingga Rp. 750.000 sesuai dengan pilihan fasilitas yang digunakan.

Dan janganlah khawatir karena selama pendakian akan dibantu oleh pemandu yang sudah handal dan mahir di bidangnya.

Di gunung parang pun tersedia warung-warung yang menjual makanan untuk sekedar melepaskan rasa lelah. Ada juga area untuk berkemah di sana. 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Hari ini adalah perjalanan yang menyenangkan bagi kami, dan bahagia itu sungguh sederhana. Alam telah memberikan aura kebahagiaan yang nyata apa adanya, tanpa bayangan semu.

Hayu atuh geura ka gunung parang, gaisss!

Di sini adalah tempat bercengkrama dengan alam yang penuh pesona.

Gunung Parang Purwakarta

Purwakarta Istimewa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun