Benar-benar baru untuk saya tentang 'Haiku' sehingga ketika ada waktu langsung mencari referensinya. Penasaran, apa sih 'Haiku'?
Sebenarnya sudah sering juga mendengar haiku, namun baru kali ini saya dibuat penasaran untuk lebih memahaminya. Dan tak ada salahnya untuk kita selalu belajar dengan hal yang baru.
Saya akan mulai menuliskan beberapa catatan tentang 'haiku' di sini sebagai bahan pembelajaran  agar mudah diingat dan semoga saja bisa bermanfaat.
Dari referensi yang saya dapatkan, 'Haiku' adalah jenis karya sastra berupa puisi pendek yang berasal dari Jepang yang muncul pada zaman Muromachi. Kemudian berkembang pada masa memasuki zaman kinsei (disebut juga sebagai zaman Pra modern).
Zaman ini dimulai pada tahun 1602 sejak Shogun Tokugawa Leyasu sebagai pemegang tampuk pemerintahan memindahkan pusat pemerintahan ke Edo.
Pelopor haiku adalah Matsuo Basho (1644-1694), Onitsura (1661-1738), Yosa Buson (1771-1783), Kobayashi Issa (1763-1827).
Haiku terdiri dari tiga baris dengan berpola 5-7-5, yaitu pada baris pertama memiliki 5 suku kata, baris kedua 7 suku kata, baris ketiga 5 suku kata, sehingga semua baris berjumlah 17 suku kata.
Haiku merupakan haiku klasik yang ketat dengan ketentuan pada zaman itu. Haiku klasik tidak mengenal judul. Dalam haiku harus mengandung kigo yaitu penanda musim/wqktu dan kireji adalah  penyimpul atau pemotong di baris terakhir yang berfungsi mendefinisikan hubungan kedua ide yang terdapat pada dua baris di atasnya.
Ketika zaman semakin berkembang demikian halnya juga dengan haiku. Dalam perkembangannya, banyak orang Jepang tidak lagi mengikuti haiku klasik karena dianggap mempunyai aturan baku yang terkesan kaku dan palsu.
Masaoka Shiki (1867-1902) merupakan seorang pembaharu yang merevolusionerkan haiku Jepang menjadi haiku modern. Dan mulai tersebar di seluruh dunia setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2 yakni pada awal abad ke-20.
Haiku sama saja dengan puisi mini, puisi alit dan puisi pendek lainnya. Hanya bedanya haiku mempunyai ketentuan terdiri dari tiga baris berpola 5-7-5, berjumlah 17 suku kata yang mengandung kigo dan kireji.