Di sinilah kita tengah diarahkan untuk kembali kepada alam. Hal tersebut bisa kita lakukan dengan memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah untuk digunakan bercocok tanam tanaman apotek hidup dan warung hidup. Dimana dengan begitu akan lebih meminimalisir pengeluaran untuk kebermanfaatan tanaman serbaguna tersebut.
Dari seorang Teh Dian, saya pun kembali dibuat kagum oleh sahabat yang satu ini, yaitu Ummi Lily yang tinggalnya tak seberapa jauh dari rumah. Beliau dengan sangat cekatan membuat minuman penjaga stamina dengan tangannya sendiri, dan akhirnya bisa menghasilkan uang.Â
Ummi Lily menggunakan beberapa jenis tanaman rempah sebagai bahan dasar minumannya selain jahe antara lain kayu manis, cengkeh, daun salam, serai dan gula aren. Bahan-bahan tersebut digodok dengan sejumlah air hingga menjadi satu.Â
Air godokan tersebut setelah matang kemudian dituangkannya ke dalam botol-botol plastik ukuran kecil. Cukup manis setelah dikemas dan akhirnya ia jual seharga Rp. 6000. per botolnya.
Kreatif bukan?
Di tengah pandemi yang cukup membuat banyak orang panik. Kedua teman saya ini malah berpikir positif untuk usaha dan tentunya selain menolong orang yang membutuhkannya, hingga mereka pun dengan mudah bisa membelinya.
Selain itu juga untuk menjaga stamina tubuh, kita bisa meminum madu setiap hari. Madu dihasilkan dari lebah yang banyak hidup di hutan-hutan, seperti madu odeng contohnya madu ini sangat alami karena hingga pengemasannya pun tanpa dicampuri bahan kimiawi.
Kembali seorang teman saya Kang H. Asep Riyadi pimpinan Pesantren Ar Ruhama (Sohibul Majelis Maulid H. Sar'i) yang menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Tanpa ragu ia menjajakan madu yang diperolehnya langsung dari hutan yang berada di Banten. Kemudian ia kemas bersama santri-santrinya untuk kemudian dijualnya.