Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mantan TKW Menjadi PNS

25 Januari 2020   22:10 Diperbarui: 25 Januari 2020   22:22 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga tiba suatu waktu Aisah dipertemukan dengan seorang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Dari suaminya yang kedua, Aisah dianugerahi kembali seorang anak laki-laki. Namun nasib masih belum berpihak indah bagi Aisah, suaminya hanya seorang kuli sederhana dengan penghasilan dibilang tidak memadai. Aisah tetap merasa membebani ibunya, dan itu hal yang sangat menyedihkan baginya. Di usia Aisah yang tak lagi muda masih saja menjadi beban bagi ibunya yang sudah mulai renta.

Sungguh sedih jika Aisah mengingat masa-masa sulit itu, namun ia tak pernah patah semangat. Di dalam hatinya selalu yakin akan ada indah pada waktunya. Hingga ada kesempatan untuk Aisah mengikuti Tes Pegawai Negeri. Dengan meminta restu ibunya, Aisah pun berangkat mengikuti tes tersebut dengan doa dan segala harapan.

Atas berkat rahmat Allah SWT dan doa ibunya, Aisah pun lulus dalam tes tersebut. 

"Alhamdulillah, Yaa...Rabb, terimakasih atas karunia-Mu." Aisah mengucap syukur penuh bahagia.

Tak pernah disangka ia akan menjadi seorang PNS, sungguh indah pada waktunya. Perjalanan hidupnya yang harus mengalami kepahitan akhirnya berbuah manis. Perjuangan dan doa ibunya adalah pendukung kuat bagi perjalanan Aisah. 

Kebahagiaan pun mengelilingi keluarga Aisah. Betapa indah hadiah dari Sang Maha Penyayang. Masa lalu yang sangat pahit telah menjadikan Aisah bertekad kuat untuk maju. Ia akhirnya bisa memperlihatkan bahwa sakit hati itu telah mencambuknya dengan kuat untuk bangkit dan berjuang demi anaknya.

Putus asa pernah ia rasakan, namun tak menjadikannya putus pengharapan. Luka telah menjadikannya sebuah perih yang harus terobati hingga sembuh seperti sediakala. Kecewa telah membawanya kembali pada perjalanan untuk meraih segala mimpinya. Banyak hikmah dan pelajaran dari kepahitan hidupnya.

Semoga Aisah senantiasa kuat dalam bahtera kehidupannya sekarang. Dalam kebahagiaan tentunya selalu ada celah ujian dan cobaan yang menimpa. Layaknya gelombang samudera yang tak selamanya tenang, karena angin atau pun badai pasti ada menghantam.

"Jangan terlalu banyak berpikir, jangan terlalu sering berandai-andai, jangan habiskan waktu cemas, dan sebagainya. Tidak banyak manfaatnya, malah membuat rumit diri sendiri." (Tere Liye)

"Kita tak wajib berhasil, tapi wajib terus berusaha. Kita tak wajib menang, tapi wajib terus berjuang."(inovasee)

"Perjalanan panjang takkan melelahkan, jika engkau tahu arah dan tujuan. Demikian juga dengan kehidupan." (Inovasee)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun