Mohon tunggu...
Pujut Dahlan
Pujut Dahlan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sampah Bukan Masalah

21 November 2015   15:24 Diperbarui: 21 November 2015   15:35 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Selama ini sampah selalu dipahami sebagai benda yang tidak berguna. Entah karena sampah identik dengan suatu yang "kontor". Namun kini sampah tengah naik daun. Sampah sudah tidak lagi dipandang picik sebelah mata, karena ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi ketika dikelola oleh orang-orang yang kreatif. Persoalan sampah masih menjadi masalah bagi kota-kota besar di Indonesia. Tak terkecuali bagi kota-kota besar yang tengah berkembang pesat.

Ada Beberapa hal yang membuat kegusaran saya menulis tentang masalah sampah. Apalagi, sampah adalah persoalan lingkungan hidup. Saya ingin berbagi pengalaman bahwa pertemuan dengan salah satu pengelola bank sampah Az-Zahra yang meraih urutan ke-7 se-Kota Bekasi mendapat penghargaan penilaian terbaik dari Pemerintah Kota Bekasi. Ada hal yang menarik dari pertemuan tersebut bahwa perjalanan beberapa pengelola bank sampah tidak survive malah mati suri.

Pertanyaannya kemudian adalah sudah berapakah bank sampah yang benar-benar berjalan pengelolaannya di tingkat RT,RW bahkan kelurahan? Sudahkah pemerintah atau para steakholder yang ada melakukan pengawasan yang serius terhadapa keberadaan bank sampah? Jika ini belum berjalan maksimal maka menjadi pukulan telak bagi ranah para pengambil kebijakan untuk lebih proaktif. Tetapi, kalau pemerintah mengadakan fungsi pengawasan yang serius terhadap bagaimana pengelolaan di lapangan, jangan sampai persoalan sampah ini menjadi permainan kepentingan segelintir orang, yaitu oknum pejabat yang hanya ingin meraup keuntungan demi pribadi dan kelompoknya.

Jika pemerintah berjalan sesuai rel yang benar, regulasi pengelolaan sampah yang benar maka target untuk Zero Sampah atau isu Indonesia bebas sampah 2020 akan cepat terealisasi. Akhirnya, sampah yang sehari-hari menjadi persepsi "kotor" tidak akan meenjadi masalah malah menjadi "berkah"  yang berlimpah. Intinya, pemerintah melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya terkaiit regulasi pengelolaan sampah yang berpihak kepada masyarakat. Tanpa embel-embel kepentingan. 

Saya penulis juga seorang penggiat bank sampah. Tepatnya di Jalan Perjuangan No. 37 RT 01/RW01 Kelurahan Marga Mulya Bekasi Utara-Kota Bekasi. Nama bank sampahnya adalah Bank Sampah Safa Mandiri. Berawal dari sinilah ketertarikan masalah sampah yang kedepannya harapannya sampah sudah tidak menjadi masalah. Tetapi menjadi suatu keberkahan. Dari sampah setiap orang bisa mendapatkan keberkahan. Mereka bisa mengikuti program bank sampah yang dari sana mereka bisa menabung dengan sampah dengan mendapatkan tabungan yang sewaktu-waktu bisa mereka cairkan. Apakah itu tabungan pendidikan, tabungan pendidikan, kesehatan, tabungan energi dan lain-lain. 

SAMPAH BUKAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN TEKHNOLOGI.

Jika persolalan sampah ini menjadi isu bersama dari hulu ke hilir maka persolalan di Tempat Pembuangan sementara Terpasdu (TPST) yang sudah kehabisan lahan bisa diatasi. Kita ingin meminimalisir sampah tidak lagi polanya di angkut di tempat pembuangan Sementara (TPS) terpadu, tetapi semuanya bisa dikelola bahkan di daur ulang dengan pendekatan strategi pengurangan sampah di sumber sampah melalui program 3R ( Reuse, Reduce dan Recycle). Dengan motode alur pengelolaan yang berbeda ini, maka jangan sampai ada pengelolaan  sampah tersentralisir di setiap Kabupaten/Kota. Namun pengelolaannya cukup selesai dengan berbasis Kelurahan/Desa atau bahkan cukup di tingkat RT/RW.  

Berikutnya adalah target pengurangan sampah dengan penerapan program terpadu di setiap bank sampah yang ada pada setiap RT/RW tersebut, maka pengelolaan sampah tidak lagi perlu sampai berakhir di tingkat Kecamatan hingga Kabupaten/Kota. Dalam penerapan program terpadu yang mengimplementasikan serta mengaktualisasikan Iptek Tepat Guna yang Ramah Lingkungan di setiap bank sampah, maka bank sampah yang telah ada akan dapat lebih akitf serta lebih hidup dalam pengelolaan sampahnya. Penerapan program terpadu tersebut kemudian akan melahirkan beberapa unit kegiatan usaha pemberdayaan masyarakat , seperti "Rumah Inovasi" serta 'Bengkel Kreasi" juga " Gudang bahan bakar ramah lingkungan dan energi bersih," lalu 'Lumbung pangan organik' kemudian "Kios Sinergi" berikut "Klinik terapi kesehatan terpadu dan alami" hingga 'Sekolah Peradaban" Sekolah Komplementer berbasis pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat yang itu semua berada di area atau lokasi yang berdekatan dan terintegrasi. 

Rumah Inovasi serta bengkel kreasi adalah wahana untuk mengolah sampah serta limbah menjadi produk serta inovatif yang berfungsi dan bernilai jual tinggi seperti furniture serta alat peraga pendidikan juga permainan edukatif hingga sparepart atau komponen mesin. Gudang bahan bakar ramah lingkungan dan energi bersih adalah wahana untuk mengolah sampah serta limbah menjadi bahan bakar ramah lingkungan dan energi bersih, dengan menerapkan Iptek Tepat Guna Ramah Lingkungan Berupa Tekhnologi Reaksi Kimiawi, Tekhnologi Concentrated Solar Thermal, Teknologi Plasma Fusion. Sampah atau Limbah yang dapat diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan dan energi bersih adalah sampah organik serta Anorganik yang nilai jualnya sangat rendah seperti plastik kresek serta bekas bungkus mie instan juga bekas bungkus snack. Bahan bakar ramah lingkugan tersebut berupa bahan bakar minyak sentesis serta bahan bakar gas sentesis. 

Lumbung pangan agro organik adalah wahana untuk mengolah sampah dan limbah sebagai pupuk organik serta petisida organik untuk bercocok tanam sayuran serta buah dan tanaman obat secara organik, berikut beternak cacaing serta bekicot dan rayap yang akan diolah menjadi pupuk organik serta pakan ternak ikan juga pakan unggas berikut pakan kelinci dan pakan domba.

Kios sinerdi adalah wahana yang berfungsi sebagai tempat untuk menjual produk yang dihasilkan dari rumah inovasi serta bengkel kreasi njuga gudang bahan bakar dan energi bersih berikut lumbung pangan agro organik, yang dalam transaksinya para pembelinya adalah nasabah dari bank sampah yang menjadikan saldo tabungannay ditukar dengan voucher yang dapat digunakan sebagai alat tukar atau alat jual belinya. 

Klinik kesehatan alami terpadu adalah wahana untuk memberikan pelayanan kesehatan serta terapi, yanng para pengelolanya adlah dokter serta paramedis juga terapis kesehatan alami dan terpadu, yang semua itu menjadikan hasil dari lumbung pangan agro organik sebagai material medikanya, untuk direkomendasikan kepada para pasien atau klien yang juga adalah nasabah dari bank sampah tersebut. Para dokter serta paramedis juga terapis dari klinik kesehatan alami terpadu akan mendapatkan income yang dihasilkan dari sebagian keuntungan pengelolaan bank sampah serta kios senergi. 

Sekolah peradaban adalah lembaga pendidikan serta pelatihan keterampilan komplementer. Di sekolah ini para pendidik serta pengajarnya adalah para personal yang mempunyai minat serta kemampuan dalam bidang pendidikan yang  berorientasi pada sektor keterampilan serta teknologi tepat guna, juga peduli terhadap pemberdayaan sosial yang berkelanjutan berikut keharmonisan dan keasrian lingkungan hidup yang lestari.

Sekolah peradaban ini pula yang akan menjadikan sampah serta limbah dan barang bekas menjadi bagian dair sistem serta proses dan alat dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajarnya. Di sekolah peradaban ini para siswa dapat gratis untuk memperoleh pendidikan berkualitas, dengan menjadikan sampah serta limbah dan barang bekas sebagai alat bayarnya sekaligus bahan dasar utama untuk melakukan pembelajaran, berupa praktek ekspremental hingga membuat produk yang sangat bermanfaat dan bernilai jual yang tinggi. Sehingga dari kegiatan di sekolah tersebut para siswa sudah mempunyai keterampilan yang mumpuni dalam berinovasi serta berkreativitas., dengan hasilnya berupa produk yang dapat dijual untuk biaya operasional serta pengembangan infrastruktur bagi keberlangsungan sekolah peradaban tersebut. Produk tersebut mulai dari kerajinan tangan hingga peralatan rumah tangga ataupun produk-produk bermanfaat lainnya seperti pernak-pernik aksesoris, perhiasan, furniture, bahan bakar ramah lingkungan hinggan mesin-mesin yang menerapkan Iptek tepat guna ramah lingkungan. 

Akhirnya, dengan penerapan program terpadu di setiap bank sampah yang ada pada setiap RT/RW tersebut, maka sampah bukan lagi jadi masalah, namun sampah adalah aset serta komoditas juga potensi bahkan sampah justru adalah sebagai solusi bagi kita semua, baik untuk kebutuhan energi serta pangan juga kesehatan berikut pendidikan lalu penyerapan tenaga kerja hingga penguatan ekonomi sektor mikro skala domistik hingga nasional atau makro di negeri ini. 

 

Oleh: Ahmad Dahlan

(Direktur Bank Sampah Safa Mandiri, Mantan Ketua KAMMI NTB 2012-2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun