Mohon tunggu...
Pujut Dahlan
Pujut Dahlan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sampah Bukan Masalah

21 November 2015   15:24 Diperbarui: 21 November 2015   15:35 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Klinik kesehatan alami terpadu adalah wahana untuk memberikan pelayanan kesehatan serta terapi, yanng para pengelolanya adlah dokter serta paramedis juga terapis kesehatan alami dan terpadu, yang semua itu menjadikan hasil dari lumbung pangan agro organik sebagai material medikanya, untuk direkomendasikan kepada para pasien atau klien yang juga adalah nasabah dari bank sampah tersebut. Para dokter serta paramedis juga terapis dari klinik kesehatan alami terpadu akan mendapatkan income yang dihasilkan dari sebagian keuntungan pengelolaan bank sampah serta kios senergi. 

Sekolah peradaban adalah lembaga pendidikan serta pelatihan keterampilan komplementer. Di sekolah ini para pendidik serta pengajarnya adalah para personal yang mempunyai minat serta kemampuan dalam bidang pendidikan yang  berorientasi pada sektor keterampilan serta teknologi tepat guna, juga peduli terhadap pemberdayaan sosial yang berkelanjutan berikut keharmonisan dan keasrian lingkungan hidup yang lestari.

Sekolah peradaban ini pula yang akan menjadikan sampah serta limbah dan barang bekas menjadi bagian dair sistem serta proses dan alat dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajarnya. Di sekolah peradaban ini para siswa dapat gratis untuk memperoleh pendidikan berkualitas, dengan menjadikan sampah serta limbah dan barang bekas sebagai alat bayarnya sekaligus bahan dasar utama untuk melakukan pembelajaran, berupa praktek ekspremental hingga membuat produk yang sangat bermanfaat dan bernilai jual yang tinggi. Sehingga dari kegiatan di sekolah tersebut para siswa sudah mempunyai keterampilan yang mumpuni dalam berinovasi serta berkreativitas., dengan hasilnya berupa produk yang dapat dijual untuk biaya operasional serta pengembangan infrastruktur bagi keberlangsungan sekolah peradaban tersebut. Produk tersebut mulai dari kerajinan tangan hingga peralatan rumah tangga ataupun produk-produk bermanfaat lainnya seperti pernak-pernik aksesoris, perhiasan, furniture, bahan bakar ramah lingkungan hinggan mesin-mesin yang menerapkan Iptek tepat guna ramah lingkungan. 

Akhirnya, dengan penerapan program terpadu di setiap bank sampah yang ada pada setiap RT/RW tersebut, maka sampah bukan lagi jadi masalah, namun sampah adalah aset serta komoditas juga potensi bahkan sampah justru adalah sebagai solusi bagi kita semua, baik untuk kebutuhan energi serta pangan juga kesehatan berikut pendidikan lalu penyerapan tenaga kerja hingga penguatan ekonomi sektor mikro skala domistik hingga nasional atau makro di negeri ini. 

 

Oleh: Ahmad Dahlan

(Direktur Bank Sampah Safa Mandiri, Mantan Ketua KAMMI NTB 2012-2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun