Mohon tunggu...
Puji Triana Rahayu
Puji Triana Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selendang Ungu

23 Maret 2022   00:00 Diperbarui: 23 Maret 2022   00:02 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rintik air di senja hari

mengiringi langkah kakiku yang gontai

terduduk aku dalam sebuah rumah kayu

termangu sendu oleh cerita ibu

kisah tentang sehelai kain usang

penopang lengan ayahku tatkala ia berjuang

rintihan dan erangan kesakitan

seolah sirna oleh balutan selendang

semangat menang pantang terkalahkan

bangsa kami tak boleh terjajah

kini selendang itu tetap memendam jasa

menemani hari-hari Ibu yang selalu biru

kuterdiam dalam hati yang semakin pilu

diluar rintik air semakin menderas

selaras dengan isakku yang tak lagi bisa aku bendung

teringat aku akan cerita Ibu

kisah indah di masa lalu

tentang cinta dan air mata

bahagia dan nestapa

bersamamu " Selendang Ungu"

                                        Trisik, 30 Sept'21

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun