Di wilayah eks Karesidenan Banyumas, yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Cilacap nilai transaksi keuangan mencapai lebih kurang Rp 1,2 triliun per bulan. Pesatnya transaksi melalui berbagai fasilitas sistem pembayaran dinilai belum sepenuhnya memiliki korelasi searah pada penggunaan produk lembaga keuangan yang murah dan efisien.
Rahmat Hernowo mengemukakan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa 92 persen masyarakat masih lebih dominan menggunakan uang tunai dalam transaksi sehari hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain, kurangnya edukasi, sosialisasi dan ketersediaan sebaran infrastruktur yang mampu menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.
Persepsi masyarakat yang merasa belum membutuhkan alat pembayaran non tunai (uang elektronik) dan dalam banyak temuan masyarakat belum tertarik menggunakan fasilitas tersebut karena minimnya pengetahuan tentang produk dan cara penggunaannya.
Menyikapi hal tersebut, perbankan, pemerintah dan seluruh elemen hendaknya menjadi inisiator dan ujung tombak dalam penggiatan penggunaan alat pembayaran non tunai antara lain melalui pengembangan kawasan less cash society (LCS) dengan harapan memberikan pengalaman menggunakan alat pembayaran menggunakan kartu (AMPK).
Edukasi kepada masyarakat dapat dilakukan dengan sosialisasi maupun bentuk penyampaian informasi lainnya untuk mendorong peningkatan penggunaan APMK maupun uang elektronik. Apalagi transaksi uang elektronik lebih mudah dibanding menggunakan transaksi tunai.
Penggunaan Telepon
Bahkan, pengunaan telepon genggam dan keberadaan unit ekonomi di masing-masing daerah menjadi dasar model bisnis untuk memperluas layanan keuangan dengan rasa aman, mudah dan terjangkau kepada seluruh masyarakat.
Teknologi komunikasi yang digunakan berbasis mobile atau website dengan memanfaatkan tingginya pengunaan telepon genggam dan luasnya jaringan telekomunikasi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.
Apalagi Rahmat Hernowo menyebutkan bahwa jumlah pengguna telepon genggam saat ini sudah lebih dari 255 juta. Bahkan, hampir setiap orang memiliki lebih dari satu unit handphone.
Sejalan dengan hal tersebut sebenarnya telah ditangkap oleh perusahaan telekomunikasi di Indonesia, bahkan tiga operator terbesar tanah air (Telkomsel, XL dan Indosat) berkolaborasi meluncurkan inovasi di era digital berupa Layanan E-money Interoperability (P2P Transfer) atau layanan pengiriman uang elektronik lintas operator pada Juni 2013.
Kolaborasi ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperluas jaringan layanan uang elektronik di Indonesia dengan meningkatkan percepatan layanan uang elektronik, menambah jalur distribusi, meningkatkan trafik SMS secara eksponensial, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketiga operator dalam mengembangkan layanan pengiriman uang elektronik.