Bersila, memeluk lutut, bertongkat padanya.Â
Kulakukan sembari menikmati apa yang ku pandangi.
Ditemani air hitam getir, dengan sebat ringan.
Aku diam-diam menghirup bau nya, menikmatinya.
Sebuah bukti nyata, macam aroma dari tangan yang berbeda pula.
Dalam ketenangan ini, aku mencari kesetiaan.
Kehampaan penuh yang abadi, ada disini.
Selalu menyelimuti tubuh palsu tanpa nafsu.
Menembus batas waktu yang terbatas.
Tanpa warna, tanpa rasa, tanpa kepalsuan.
Lalu membawaku hilang.
Dalam keharmonian malam.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H