1. Pemasangan papan informasi dengan dukungan CSR untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya gumuk pasir.
2. Penetapan batas zona inti di sisi selatan dan barat dengan pemasangan patok pada tahun 2024 untuk melindungi area inti dari gangguan.
3. Pengaturan rute jip wisata agar tidak melewati kawasan inti gumuk pasir, sehingga pergerakan pasir tetap alami dan ekosistemnya terjaga.
Dalam kegiatan literasi, Andika Bangun Taji, Ketua Tim Kerja Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP), juga memaparkan berbagai upaya pelestarian melalui kegiatan seperti promosi data geospasial, kunjungan edukatif ke museum, penulisan buku ilmiah, monitoring gumuk pasir, dan pelaksanaan workshop geomaritime. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus mendukung penelitian ilmiah tentang gumuk pasir.
Kesimpulan dan Harapan
Gumuk Pasir Parangtritis adalah warisan geologi yang tak ternilai, baik sebagai objek wisata maupun laboratorium alam untuk penelitian ilmiah. Upaya perlindungan dan restorasi yang dilakukan, termasuk melalui kegiatan literasi guru, diharapkan dapat membangun kesadaran generasi muda tentang pentingnya melestarikan gumuk pasir. Guru yang hadir dalam kegiatan ini, termasuk Puji Lestari dari MTsN 3 Bantul, diharapkan dapat menyampaikan ilmu yang didapat kepada siswa, sehingga mereka menjadi agen perubahan dalam pelestarian lingkungan.
Melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, pendidik, dan masyarakat, keberlanjutan Gumuk Pasir Parangtritis dapat terjaga. Dengan demikian, fenomena unik ini dapat terus menjadi kebanggaan Yogyakarta sekaligus aset edukasi dan wisata yang bermanfaat bagi generasi mendatang (Pjl).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H