Bantul, 25 Oktober 2024 -- Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keterampilan orang tua dalam mendidik anak, MTsN 3 Bantul menggelar acara POT dan Parenting Day bertema "Menjadi Teman dan Pelindung bagi Anak." Bertempat di GOR Kelurahan Wukirsari, acara ini menghadirkan Siti Muyassarotul Hafidzoh, M.Pd., sebagai pembicara utama. Turut hadir Kepala Madrasah (Kamad) MTsN 3 Bantul, Humas, Ketua Komite, para guru dan orang tua/wali siswa kelas 7, 8, dan 9 MTsN 3 Bantul. Acara ini bertujuan untuk membekali para orang tua dengan panduan praktis dalam mendampingi anak di tengah tantangan kehidupan masa kini yang semakin kompleks.
Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Madrasah, yang menyampaikan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak di tengah berbagai tantangan zaman. Ia menekankan bahwa Parenting Day bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi kesempatan bagi orang tua untuk mendapatkan ilmu dan wawasan baru dalam pengasuhan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak saat ini. "Kita berharap, dengan ilmu dan panduan yang kita dapatkan hari ini, kita dapat menjadi orang tua yang tidak hanya mendidik, tetapi juga membimbing anak-anak kita dengan cara yang tepat, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat, cerdas, dan berakhlak," ujarnya.
Ketua Komite MTsN 3 Bantul, H. Turmudzi, turut memberikan sambutan yang menyoroti betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi oleh para orang tua di era digital saat ini. Menurutnya, para orang tua perlu terus belajar dan beradaptasi dalam mendampingi anak-anak yang tumbuh di tengah era informasi yang sangat terbuka. "Sebagai komite, kami mendukung penuh program-program yang dapat memperkuat ikatan antara orang tua dan anak serta memupuk pendidikan karakter sejak dini di lingkungan keluarga," ungkap H. Turmudzi.
Mengawali acara, Siti Muyassarotul Hafidzoh menampilkan beberapa kasus nyata yang belakangan marak terjadi. Diantaranya  adalah kasus anak di Surabaya yang menjadi korban pengeroyokan temannya dengan modus diundang melakukan COD paket. Ada juga peristiwa bunuh diri remaja di Bekasi yang menggambarkan kerapuhan mental generasi muda. Selain itu, ia mengangkat kasus kekerasan seksual yang menjadi tontonan di ruang kelas SD di Demak dan tragedi anak yang mencaci bahkan meludahi ibu kandung hanya karena permasalahan seputar HP.
Siti Muyassarotul Hafidzoh, menggambarkan betapa pentingnya peran orang tua sebagai teladan dan pelindung bagi anak-anak. Fenomena ini, menunjukkan perlunya kesadaran yang lebih dalam dari para orang tua untuk mendampingi anak dengan cara yang tepat, mulai dari menjadi teman hingga pelindung sejati.
Menjadi Teman Sekaligus Idola bagi Anak
Siti Muyassarotul Hafidzoh menyoroti peran penting orang tua dalam menjadi teman sekaligus idola bagi anak. Dalam hal ini, ia menekankan perlunya orang tua menjadi tempat nyaman bagi anak, di mana anak merasa bebas bercerita atau bertanya ketika menghadapi kesulitan. "Sudahkah kita menjadi teman yang baik bagi anak-anak kita? Apakah mereka merasa nyaman untuk berbagi masalah mereka dengan kita?" tanyanya kepada para peserta.
Sebagai orang tua, menjadi pendengar yang baik sangatlah penting, lanjutnya. Anak-anak membutuhkan figur yang tidak hanya menjadi otoritas, tetapi juga sosok yang dicontoh dan diteladani. "Jika anak kita bahagia saat menghabiskan waktu dengan kita, itu tanda bahwa kita sudah menjadi teman sekaligus idola bagi mereka," tambahnya. Dengan begitu, anak akan merasa aman dalam lingkup keluarga dan tergerak untuk meneladani berbagai nilai positif yang ditanamkan oleh orang tua.
Selain menjadi teman, penting bagi orang tua untuk berperan sebagai pelindung yang dapat memberikan edukasi tepat bagi anak sesuai usianya. Muyassarotul Hafidzoh mengingatkan bahwa salah satu aspek penting dalam menjadi pelindung adalah menyepakati aturan dan batasan yang jelas untuk kebaikan anak. Ini bisa dilakukan dengan cara mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalah, mengelola emosi dengan bijak, serta menanamkan tanggung jawab dan kemandirian.