Mohon tunggu...
Puji Khristiana
Puji Khristiana Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga 2 anak yang hobi menulis

Bekerja sebagai penulis konten dan blogger

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Berhentilah Mengatakan Beli Buku Hanya Buang-Buang Uang

4 Februari 2022   08:09 Diperbarui: 6 Februari 2022   18:10 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi buku Haruki Murakami terbitan KPG. (Dok. KPG/Della Yulia) 

Lebih banyak berkutat dengan ilmu ekonomi bukan berarti aku melupakan hobi baca novel. Sesekali aku datang ke toko buku terbesar di kota ini. Memilih novel-novel yang sedang nge-hits kala itu. Bukan untuk membeli, tapi hanya sebatas baca di tempat.

Jangankan untuk membeli buku ori di toko buku bergengsi. Untuk uang kuliah, makan, dan kos saja masih ngos-ngosan. Beruntung toko buku memberi satu sample buku yang biasanya dibuka. 

Aku manfaatkan kesempatan ini untuk membaca novel-novel kesukaanku. Dengan cara ini pula aku bisa membaca beberapa novel dari awal hingga akhir tanpa harus membeli. 

Ada beberapa teman yang menyarankan untuk membeli novel bajakan saja. Memang kualitas kertas dan cetaknya tidak seperti buku ori. Tapi lumayan juga daripada cuma numpang baca di toko buku.

Tapi aku menolah usul itu dengan alasan yang sederhana. Membeli buku bajakan jelas merugikan penulis. Dan aku tidak mau mengambil hak royalty penulis dengan membeli buku bajakan. Kreatifitas mereka layak untuk dihargai dengan nilai yang sepadan.

Beruntunglah numpang baca buku gratis di toko buku itu hanya kulakukan saat kuliah. Setelah lulus kuliah dan kerja, aku bisa memuaskan diri membeli buku-buku yang Kusuka. Rela menghabiskan banyak uang untuk memiliki novel-novel favoritku.

Buku tidak hanya sebatas alat upgrade informasi saja. Lebih dari itu. Kadang kala buku layaknya teman. Menemani ketika tidak banyak teman yang paham dengan kondisiku.

Sejak saat itu hingga sekarang aku mencintai buku tanpa syarat. Bahkan ketika google sudah bisa memberi semuanya, atau mulai bermunculan platform baca novel online, buku tetap tak bisa digantikan. Aku tetap membelinya. Meskipun aku sendiri lebih memilih bekerja sebagai penulis online daripada penulis buku.

Sayangnya tidak semua orang mendukung hobi yang katanya kaya manfaat itu. Sebagian besar dari mereka sampai sekarang masih mengatakan bahwa membeli buku hanya buang-buang uang. Tidak bisa bikin cantik. Apalagi bikin kaya.

Sesekali aku memang mengabaikan saja pendapat itu. Tapi lama-lama berisik juga kalau sering dengar ocehan macam itu. Apalagi kalau diucapkan oleh mereka yang sama sekali tidak pernah membiayai hidupku. Tidak pernah memberi uang padaku untuk membeli buku.

Setiap orang memiliki cara bahagia yang berbeda. Jika memang kalian suka dengan baju, kosmetik atau hal apapun lainnya, tidak perlu mengatakan bahwa membeli buku hanya buang-buang uang. Karena aku juga bisa berpendapat bahwa membeli baju dan kosmetik juga membuang uang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun