Mohon tunggu...
puji handoko
puji handoko Mohon Tunggu... Editor - laki-laki tulen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup untuk menulis, meski kadang-kadang berlaku sebaliknya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Listrik Mewujudkan Mimpi yang Menolak Tenggelam di Kangean

28 Oktober 2020   20:28 Diperbarui: 28 Oktober 2020   20:30 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Dok. Instagram.com/rudigsj980/

Di ujung Jawa Timur ada kepulauan bernama Kangean. Jaraknya cukup jauh dari pulau besar seperti Madura, Bali dan tentu saja Jawa. 

Menurut riwayat masyarakat setempat, Kangean berasal dari bahasa Madura ka-aengan yang artinya terendam air. Dulu kepulauan itu hanya terlihat ketika laut surut dan kembali hilang saat air pasang.

Namun meski terpencil, kepulauan Kangean sudah ditinggali manusia sejak lama, sebab tempat itu adalah satu-satunya wilayah Madura yang terdapat tambang. Oleh sebab itu penghuninya berasal dari berbagai pulau terdekat, seperti Kalimantan, Bali dan Jawa. 

Di masa lalu mereka datang karena tambang itu. Masyarakat setempat menggunakan bahasa Kangean, bahasa yang tercipta dari berbagai bahasa etnis lain. Meskipun bahasa Madura menempati porsi serapan bahasa terbesar.

Sejak dulu, pulau yang jauh dari pusat kota ini terpisah dari peradaban maju. Oleh sebab itu, listrik juga belum dinikmati oleh seluruh warga di sana. Mengingat lokasinya yang terpencil, pembangunan infrastruktur kelistrikan menjadi terkendala. 

PLN terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan. Sebelum tahun 2018 misalnya, pelanggan belum bisa menikmati listrik 24 jam. Setelah tahun itu keinginan tersebut akhirnya terlaksana.

Di bulan Oktober tahun 2020, PLN berhasil menyambung jaringan listrik ke 250 kepala keluarga (KK). Masing-masing daya 1.300 VA dengan total daya 325 kVA di Desa Timur Jangjang, Kecamatan Kangayan. 

Desa Timur Jangjang terletak di Kepulauan Kangean, untuk mencapai lokasinya dibutuhkan waktu tempuh sekitar 10 jam dengan kapal laut. Sebab ia berjarak 100 km dari daratan besar terdekat.

Penyaluran listrik itu sejalan dengan program Pemprov Jawa Timur dengan target melistriki 100 persen kepulauan di Jawa Timur pada 2021. Bahkan jauh sebelum itu, dari awal 2020 PLN telah menggencarkan upaya ini. Namun, pandemi Covid-19 membuat percepatan pembangunan itu terganggu.

"Pada momentum perayaan Hari Listrik Nasional Ke-75 ini sesuai dengan tema kami, yaitu Menerangi Indonesia Memajukan Bangsa, kami akan menggiatkan elektrifikasi di pulau-pulau terluar Jawa Timur, agar semua masyarakat Indonesia di mana pun berada, merasakan akses listrik yang sama dan memadai. Itu janji kami," kata General Manager PLN UID Jawa Timur Nyoman S. Astawa, sebagaimana dikutip Jawapos.com, Selasa 27 Oktober 2020.

PLN ULP Kangean telah melakukan penyambungan di beberapa desa di pulau-pulau sekitar Kangean sejak Juli 2020. Karena lokasinya adalah pulau-pulau yang terpisah satu sama lain, dibutuhkan kerja ekstra untuk mewujudkannya. 

Melistriki pulau-pulau kecil itu tidak sama dengan mengulurkan kabel di pulau besar seperti Jawa. Medan yang sulit ditempuh, infrastruktur yang amat minim dan lokasi geografis yang sulit dijangkau membuat pembangunan jaringan listrik membutuhkan waktu lebih lama.

Apalagi di tengah kondisi pandemi seperti ini, pembangunan dilakukan dengan ekstra hati-hati. Menghitung juga transportasi antarpulau yang tidak mudah diakses. Namun berkat kegigihan dan kerja sama banyak pihak, dusun-dusun di kepulauan Kangean itu kini telah bercahaya.

Warga menyambut baik penyambungan listrik itu. Sebuah mimpi yang telah sangat lama mereka idamkan. Namun mereka paham, lokasi rumah mereka yang terpencil membuat pembangunan infrastruktur kelistrikan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Nur Alam, mewakili warga Desa Timur Jangjang mengucapkan terima kasih pada PLN. Karena listrik adalah kebutuhan pokok untuk menggerakkan kemajuan di wilayah itu. 

Listrik dibutuhkan sekolah, untuk penerangan dan menaikkan air dari sumur. Masuknya listrik ke Desa Timur Jangjang tempat ia tinggal seumur hidup itu adalah impian yang jadi nyata.

"Semoga PLN dapat menyambung lebih banyak lagi," kata Nur Alam, dengan wajah bahagia.

Beberapa desa lain yang mendapatkan peyambungan listrik adalah Dusun Daandung Atas, Sumur Kongo, Timur Jangjang Bawah, Timur Jangjang Atas, dan Pulau Sabuntan. 

Total ada 121 pelanggan. Mereka saat ini adalah orang-orang yang sedang berbahagia menikmati keajaiban lampu berpijar di rumahnya masing-masing.

Masuknya listrik di kepulauan Kangean adalah sebuah proses penting untuk memulai bergeraknya kemajuan. Dengan listrik segala sesuatu kini mungkin dilakukan. Karena otomatis internet dan gadget untuk mengaksesnya juga bukan hal yang mustahil diwujudkan di sana. 

Dari sana, mimpi-mimpi mereka yang lainnya menunggu untuk diwujudkan segera. Tidak seperti nama kepulauan itu yang berarti terendam, impian mereka kini menolak tenggelam.

Puji Handoko

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun