Naluri perempuannya membaca gejala dengan teliti. Sebagai seorang ibu, satu hal yang dikedepankan, yaitu melindungi seluruh karyawan Pertamina dari PHK. Sebab, saat itu banyak perusahaan migas telah melakukan pengurangan karyawan demi efisiensi.
Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak kegiatan usaha macet. Pembatasan interaksi sosial membuat mobilitas turun drastis. Harga minyak mentah langsung anjlok. Banyak perusahaan migas global yang mengalami kerugian sangat besar.
Menurut data Forbes, hingga semester I 2020 perusahaan migas BP asal Inggris yang rugi USD 6,7 miliar (Rp 98,1 triliun), Total asal Prancis rugi USD 8,4 miliar (Rp 123 triliun), dan yang terburuk Shell asal Belanda rugi USD 18,4 miliar (Rp 270 triliun).
Padahal di Pertamina ada lebih dari 1,2 juta orang tenaga kerja yang terkait, baik dari Pertamina maupun mitra di seluruh ekosistem bisnis Pertamina. Mereka bergantung pada kegiatan operasional Pertamina. Jika operasinya dihentikan, selesai sudah nasib mereka.
Nicke mengambil pilihan sulit untuk terus menjalankan operasi Pertamina sepenuhnya. Ia memikirkan nasib satu juta lebih orang beserta keluarganya itu. Â Ia berusaha untuk tidak melakukan PHK dalam kondisi ekonomi yang tertekan. Bagi orang-orang kecil, hal itu akan memperburuk keadaan.
Oleh sebab itu, kegiatan operasional harus terus dijalankan. Sebagai imbasnya, harga BBM terpaksa tidak diturunkan. Terbukti tidak lama kemudian harga minyak mentah kembali naik. Langkah Nicke tepat.
Berkhidmat untuk Bangsa
Pertamina sejatinya bukan perusahaan lumrah sebagaimana umumnya. Sebab di pundaknya diamanatkan tugas yang seringkali berat. Namun seluruhnya harus tuntas. Maka dalam proses operasinya, Pertamina selalu melihat kepentingan negara.
Dalam hal menghadapi pandemi, Pertamina memberikan dukungan penuh pada pemerintah. Â Misalnya, menyisihkan anggaran guna membantu Pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19.
Nicke memberikan komando pada Pertamina Group untuk mendukung penanganan COVID-19 itu. Segala hal yang mungkin dilakukan, harus dikerjakan segera. Contohnya, alih fungsi beberapa aset perusahaan menjadi Rumah Sakit Darurat dan Rumah Sakit Rujukan COVID-19.
Tidak hanya berhenti di situ, Pertamina tercatat telah memberikan beragam bantuan senilai total Rp1,4 triliun.