Pembangunan jaringan listrik tidak mudah dilakukan. Sebab kondisi di tengah pandemi Covid-19, PLN harus mengutamakan keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar. Protokol kesehatan mutlak dilakukan untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan. Pembangunan secara terus-menerus di daerah terluar itu agar listrik dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat Indonesia.
Menurut data PLN, pembangunan infrastruktur kelistrikan di Pulau Matututang dimulai sejak 2018. Selain membangun PLTD, perseroan membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 0,05 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2 kms dan gardu distribusi dengan kapasitas 50 kiloVolt Ampere (kVA). Infrastruktur kelistrikan secara lengkap itu telah selesai dibangun seluruhnya di tahun ini.
Saat ini sistem kelistrikan di Pulau Matutuang baru beroperasi 6 jam, yakni dari pukul 18.00-00.00 WITA. Itu disebabkan sedikitnya pelanggan yang dialiri listrik. Saat ini PLN sudah melakukan penyambungan listrik untuk 59 pelanggan dan masih ada potensi penambahan hingga 100 pelanggan. Ke depan waktu layanan juga akan ditingkatkan secara bertahap, jika jumlah pelanggan mencukupi.
Membangun jaringan kelistrikan bukan hanya soal mendirikan dan menyalurkan. Harus juga dihitung jumlah pelanggan dan kemampuan untuk menyerap aliran listrik. Sebab listrik yang tak terserap akan terbuang percuma. Padahal dengan berbahan bakar fosil, pembangkit dengan tenaga disesel jelas akan memerlukan pembiayaan yang besar.
Namun pemerataan listrik memang tidak bisa ditawar lagi. Oleh sebab itu Pemerintah melalui PLN terus melakukan percepatan elektrifikasi di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk di daerah terpencil, sebab mereka juga bagian dari kesatuan negara yang dulu diperjuangkan bersama.
Puji Handoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H