Patah hati itu terjadi ketika merasa ditinggalkan oleh orang yang disayangi. Hati yang selama ini telah tersambung tiba-tiba terputus dan melayang tanpa penyambung lagi. Hati yang selama ini diramaikan oleh manisnya sebuah perhatian, tiba-tiba harus tercabik dan putus di tengah jalan begitu saja.
Perasaan seolah-olah melayang, tak tahu arah jalan. Pikiran tak fokus, seolah-olah diri dan sebagian tubuh holang terbawa oleh rasa yang tak lagi utuh.
Itulah mengapa hati yang patah kadang sulit untuk diajak kompromi. Walau diajak ke temoat ramai, hati tetap terasa sunyi.
Namun patah hati bukan kondisi yang abadi. Luka hati masih bisa diobat. Rasa masih bisa diolah dan dirubah. Hati masih bisa berbolak-balik.Â
Kunasehati anakku untuk lebih banyak beribadah. Mendekatkan diri dan hati pada sang ilahi. Menjalin hubumgan sebelum pernikahan bukan solusi yang baik. Biarlah waktu yang ada diisi dengan hal yang berguna dan bermanfaat. Alihkan perhatian dan rasa yang ada untuk berpacu meraih prestasi.
Semoga anakku bisa mengambil hikmahnya. Semoga dia bisa belajar unruk lebih baik di keesokan hari. Luka hati semoga bisa segera pulih kembali.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H