Kita bisa memodifikasi lingkungan dan keadaan. Atas nama perekonomian kita masih bisa menjalankan dengan tetap memegang prinsip social distancing. Atas nama pemenuhan kebutuhan kita masih bisa menyelenggarakan kegiatan jual beli.
Atas nama kebutuhan belajar kita masih bisa memfasilitasi. Atas nama kebutuhan beribadah kita masih melaksanakan sesuai dengan syariat dan tanpa perlu melanggar himbauan.
Selama itu masih menjadi kesadaran yang kita ikuti maka tidak perlu ada pelanggaran. Kesadaran bersama untuk saling menjaga. Tidak semata-mata mementingkan keegoisan kita. Keegoisan yang natinya bisa membawa malapetaka.
Idul fitri kali ini kita banyak di rumah saja. Tidak bepergian ke rumah saudara ataupun tidak menerima tamu di rumah. Apakah karena enggan bersilaturahmi atau takut corona?Â
Tentu saja kita sudah tahu jawabannya. Semua itu adalah upaya kita agar Covid-19 tidak menyebar. Kalaupun ada yang beranggapan karena enggan silaturahmi maka untuk tahun ini ditepiskan dulu. Silaturahmi bisa kita lakukan secara virtual. Demi keamanan dan kesehtan bersama kita tidak laksanakan kumpul-kumpul dulu.
Kalau ada yang menganggap kita sombong tidak hadir undangan silaturahmi? Bisa diabaikan, kalaupun ada yang mengadakan even kumpul-kumpul ya mungkin mereka melaksanakannya sudah sesuai prosedur. Semua tergantung pada niat. Kalau niat kita baik, tidak berkunjung karena agar tidak tertular dan menularkan, menjaga diri dan keluarga ya insya Allah itu yang akan didapatkan.