Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Pak, Belikan HP Android, Aku Disuruh Belajar Online"

18 Maret 2020   12:24 Diperbarui: 18 Maret 2020   12:31 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliah Online dari teman dosen / dokpri

Alhasil pembelajaran online yang dikatakan sebagai salah satu solusi untuk anak-anak sekolah yang dirumahkan ternyata belum bisa diakses secara maksimal. Kepada anak-anak yang belum punya HP tersebut awalnya mereka diminta untuk ikut melihat ke HP temannya . Namun solusi itu juga malah membahayakan kesehatan  mereka karena masih harus berinteraksi dengan orang lain.

" Dalang ora kewuhan lakon", "Guru tidak kehabisan kreatifitas"

Jalan lain masih ada, ketika akses lewat HP tidak bisa, kepada siswa yang tidak bisa menyetorkan tugas lewat HP, mereka diminta untuk membuatnya di atas buku. Mencatat dan mengerjakan di buku tugas untuk nantinya disetorkan pada saat mereka masuk.

Ada-ada saja cerita tentang social distancing ini.

Berbeda lagi dengan putriku sendiri, yang sedang kuliah di luar kota. Dia tidak mau pulang ke rumah, karena merasa mengalami kesulitan untuk akses sinyal. Kami memang tinggal di daerah pegunungan, di lereng gunung Slamet, yang tidak semua akses sinyal bisa ditangkap dengan baik. 

Saya sendiri sering kali mengalami kesulitan kalau harus bekerja dengan internet di rumah. Mungkin itu yang membuat anakku malas pulang ke rumah dan lebih memilih tinggal di kosnya yang memang sudah menyediakan akses wifi. 

Namun kami pesankan kepadanya untuk mengikuti pprosedur dengan tetap berada di dalam kosnya dan tidak kemana-mana selama dalam masa sosial distancing ini. Untuk urusan makan, lebih sering menggunakan go food, ataupun masak sendiri dengan menu sederhana. 

Berbeda dengan anakku yang kedua yang sekolah dan tinggal di asrama. Awalnya dari pihak sekolah tidak meliburkan siswa. Mereka tetap berada di asrama dan melaksanakan pembelajaran seperti biasa. Hanya tidak boleh kemana-mana dan tidak boleh dijenguk oleh siapapun dari luar termasuk orang tua.  Namun ternyata kebijakan tersebut langsung berubah sehari kemudian.

Kami orang tua diminta untuk menjemput para siswa. Karena mereka tidak boleh pulang dengan naik kendaraan umum. Mereka dipulangkan ke rumah masing-masing karena pihak sekolah ternyata tidak bisa menjamin kalau keberadaan anak-anak di asrama bebas dari kemungkinan penularan. Walaupun prosedur pemeriksaan kesehatan untuk masuk ke madrasahnya diterapkan namun jaminan tidak tertular dan menularkan tidak bisa dipastikan.

Akhirnya anak kami pulang bersama dengan teman-teman satu daerahnya dengan mobil jemputan khusus dari salah satu wali murid yang bersedia menjemput ke sekolahnya. 

Saya berharap kondisi ini  akan lekas berlalu. Hidup dalam cekaman ketakutan membuat stres, tidak nyaman, tidak bebas bergerak, saling curiga apakah teman / orang di sebelah kita tidak menularkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun