Mohon tunggu...
Puji Astuti
Puji Astuti Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Saya adalah seorang Guru SD yang mengajar di SDN 3 Pakel Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Untuk menambah ilmu dan pengalaman saya mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 7. Saya tipe orang yang selalu penasaran dengan hal-hal baru, saya selalu berusaha untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Saya suka berkolaborasi dan berdiskusi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 2.1

22 Februari 2023   11:26 Diperbarui: 22 Februari 2023   11:33 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 2.1


NAMA      : PUJI ASTUTI

SEKOLAH   : SD NEGERI 3 PAKEL

KELAS      : 134 B Trenggalek

PERIODE   : 8-19 februari 2023

Tanggal 8 Februari merupakan awal kegiatan Program Guru Penggerak di mulai, setelah off selama kurang lebih dua bulan. Butuh support, semangat, keyakinan, dan niat yang kuat untuk memulainya. Perlu penyegaran bersama dengan rekan-rekan yang satu tujuan, satu visi serta satu niat. Dan semua itu saya dapat dari gmeet bersama dengan Pengajar Praktik dan sesame CGP se kabupaten Trenggalek. Terimakasih kepada Bapak/Ibu Pengajar Praktik dan teman-teman yang telah memberikan semangat baru, sehingga saya bersemangat untuk menyelesaikan tugas tagihan modul sebelumnya. Terimakasih sharing dan motivasinya, menjadikan saya semakin yakin untuk menyelesaikan program ini, menyebarkan ilmunya dan menerapkannya di lingkungan kerja saya.

Pada kesempatan kali ini, di dua minggu pertama modul 2.1, saya akan menuliskan jurnal refleksi mingguan saya. Kegiatan ini saya mulai pada tanggal 8-19 Februari 2023. Banyak hal yang telah saya dapatkan selama 2 minggu belajar Modul 2.1 ini. Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan jurnal refleksi menggunakan model Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi). Model ini melatih saya melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi.


Topi Putih, Dok. pribadi
Topi Putih, Dok. pribadi

Pengalaman yang saya dapatkan selama dua minggu ini, diantarnya pemahaman baru tentang pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini saya dapatkan melalui kegiatan Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, dan Demonstrasi Kontektual.

Pembelajaran Diferensiasi merupakan salah satu model pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beragam. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar murid tersebut.

Pemenuhan kebutuhan murid berdasarkan 3 aspek, yaitu kesiapan belajar murid (readiness), minat dan profil belajar murid. Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengetahui kesiapan belajar siswa diantaranya, dengan menggunakan Tombol Equalizer Tomlinson. Minat bisa dilihat dari dua perspektif, yaitu situasional dan individu. Sedangkan kebutuhan berdasarkan profil belajar murid terkait banyak faktor, diantaranya lingkungan belajar, budaya, gaya belajar (visual, auditori, kinestetik), dan kecerdasan majemuk.

Strategi diferensiasi bisa dilakukan berdasarkan tiga kebutuhan murid, yaitu Diferensiasi Konten, Proses, dan Produk. Konten merupakan materi yang kita ajarkan pada murid kita. Proses, bagaimana murid memahami atau memaknai materi yang dipelajari lewat beragam cara atau moda, dalam berbagai tingkat kesulitan, waktu dan bentuk dukungan yang berbeda. Produk, berhubungan dengan tagihan yang kita inginkan dari murid. Produk merupakan hasil kerja/unjuk kerja murid, yang tangible, berwujud (karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, pidato, presentasi, rekaman, diagram).

Selain aspek dan strategi dalam pembelajaran berdiferensiasi ada satu bagian yang turut berperan pada keberhasilan implementasi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu lingkungan belajar. Lingkungan belajar ini disebut Learning Community, sebuah komunitas yang anggotanya adalah pemelajar.

Penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi memegang peranan penting. Penilaian, berfungsi seperti sebuah kompas yang mengarahkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi. Di dalam kelas, kita dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif:

1. Assessment for learning, Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan berfungsi sebagai penilaian formatif.

2. Assessment of learning, Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai dan berfungsi sebagai penilaian sumatif.

3. Assessment as learning, Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian dan dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.

Topi Merah, Dok. pribadi
Topi Merah, Dok. pribadi
Perasaan saya saat mempelajari modul ini merasa senang dan tertantang untuk memahami lebih dalam tentang cara melaksanakan pembelajaran berdifernsiasi di kelas saya. Di awal mengetahui modul ini, saya sempat merasa bingung dan kesulitan memahaminya. Namun setelah membaca modul, melakukan kolaborasi bersama teman dan juga dijelaskan oleh Bapak sutarji selaku fasilitator saya menjadi paham tentang persiapan pembelajaran bersifernsiasi, proses pembelajarannya sampai pada penilaian selama melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Saya juga merasa yakin untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas saya secara bertahap dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan murid yang beragam.

Topi Kuning, Dok. pribadi
Topi Kuning, Dok. pribadi

Hal-hal positif yang saya peroleh selama belajar modul 2.1 diantaranya:

  • Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sebelumnya harus mengetahui 3 aspek yaitu, kesiapan belajar, minat dan profil belajar siswa
  • Penerapan pembelajaran berdiferensiasi, merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam
  • Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan dengan menerapakan 3 strategi, yaitu Diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.
  • Penilaian tetap memegang peranan penting dalam pembelajaran berdifernsiasi, namun yang paling penting adalah penilaian formatif yang dilakukan selama proses pembelajaran, dan juga proses penilaian yang melibatkan siswa secara aktif.
  • Sikap adil dalam pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti menyamaratakan setiap tugas dan bimbingan kepada siswa, namun memberikan bantuan, dukungan sesuai kebutuhan siswa.
  • Dalam menyelesaikan tugas guru memberikan kebebasan siswa untuk menyelesaikan sesuai dengan minatnya, yang penting sesuai kriteria dan batasan waktu yang disepakati.
  • Dalam memberikan tugas yang perlu diperhatikan, hasil kerja siswa harus menunjukkan pemahaman  siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Topi Hitam, Dok. pribadi
Topi Hitam, Dok. pribadi

Hambatan dan kendala yang saya alami dalam melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi yaitu:

  • Kesulitan menentukan kebutuhan belajar siswa berdasarkan kesiapan belajar
  • Sulit menentukan rubrik penilaian untuk setiap tugas yang berbeda
  • Sulit membagi waktu ketika pembelajaran sedang berlangsung, karena belum terbiasa kadang membutuhkan waktu yang lama
  • Sulit mengkondisikan kelas yang kadang gaduh tak terkendali dengan beragamnya konten yang tersedia

Topi Hijau, Dok. pribadi
Topi Hijau, Dok. pribadi

Ide yang muncul setelah saya mengalami tantangan dan kesulitan antara lain:

  • Terus belajar dan berlatih untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa secara bertahap
  • Berdiskusi lebih sering dengan siswa sehingga bisa memahami pembelajaran yang diinginkan siswa
  • Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah saya lakukan sebelumnya
  • Mencari referensi untuk membuat rubrik penilaian yang sesuai dengan tugas dan tujuan pembelajaran
  • Mencari referensi RPP yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
  • Berupaya untuk menyiapkan materi pembelajaran dalam berbagai bentuk (visual, auditori, maupun lainnya)
  • Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, mulai dari diferensiasi konten, proses, produk dan penilaiannya.
  • Berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk saling bertukar pikiran dan pendapat demi terlaksananya pembelajaran berdifernsiasi

Topi Biru, Dok. pribadi
Topi Biru, Dok. pribadi

Setelah mempelajari materi tentang pembelajaran berdiferensiasi, maka sebagai bentuk implementasi pembelajaran sesuai filosofi KHD saya akan berupaya untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Sebenarnya jika melihat uraian di atas, selama ini sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, meskipun tahapannya masih belum sesuai. Guru dalam pembelajaran sudah memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Selain itu guru juga sering menyediakan materi pembelajaran dalam berbagai bentuk, mulai dari teks, video maupun gambar. Seorang guru harus bisa menciptakan lingkungan belajar yang aman, menyenangkan dan saling menghargai serta mendukung setiap proses pembelajaran yang dilakukan siswa.

Kegiatan awal yang akan saya lakukan yaitu, berupaya untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dari 3 aspek, meliputi kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid melalui angket tertulis, dan Tanya jawab langsung dengan siswa. Semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan belajar yang dibutuhkan siswa. Selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang memasukkan tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten, proses dan produk lengkap dengan langkah-langkah pembelajaran dan penilaiannya.

Dalam menyusun RPP harus memperhatikan tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki anak setelah proses pembelajaran selesai. Dalam menyusun tujuan pembelajaran harus dideskripsikan dengan jelas dengan kalimat lengkap, dan mengandung keterangan tentang ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree). Proses pembelajaran harus disusun secara rinci dan jelas tahap-tahapnya, jika diperlukan siswa diberi langkah-langkah aktivitas yang harus mereka lakukan selama pembelajaran. Guru harus berperan aktif memberikan dukungan dan bimbingan selama pembelajaran.

 

Setelah itu menyusun rencana penilaian yang akan saya gunakan selama pembelajaran, baik penilaian formatif maupun sumatif. Penilaian formatif ini saya lakukan selama proses pembelajaran. Selama melaksanakan pembelajaran saya akan berusaha mengamati , mencatat, dan mendengarkan setiap pendapat siswa. Saya juga akan melibatkan siswa secara aktif dalam penilaian, sehingga siswa akan berperan aktif dalam meberikan pendapat dan penilaian terhadap temannya. Penilaian formatif membantu saya untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik, oleh karena itu, mereka dapat membuat keputusan terbaik demi menantang murid dengan tepat dan melibatkan murid dalam pembelajaran.

Untuk penilaian sumatif akan saya lakukan di akhir subtema pembelajaran. Selain pengetahuan saya juga melakukan penilaian sikap dan produk yang dihasilkan siswa, saya menyiapkan penilaian yang beragam sesuai dengan kriteria masing-masing tugas ataupun produk siswa. Saya memberikan kebebasan kepada siswa, untuk mengekspresikan kemampuan, minat dan kreativitasnya masing-masing.

Satu hal yang perlu dipahami dalam implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi, daitu Diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat memenuhi kebutuhan semua individu setiap saat atau setiap waktu. Namun, guru diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga harapannya siswa bisa menjadi pribadi yang merdeka, bahagia dan selamat dalam kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun