"Apakah kita hanya akan menatapnya seperti ini Pak??"
"Aku akan mencari petunjuk lagi tentang itu."
Aku menggeleng. Aku yakin kedua orang yang meninggalkan petunjuk pun belum pernah ke sini. Mereka ingin kita melanjutkan apa yang belum mereka selesaikan.
"Jika aku membukanya dan tidak kembali, sampaikan salamku kepada Park Jimin."
"Kau tidak akan kemana-mana. Jangan membuat pria yang tidak mengenalmu itu bersedih."
Pintu itu membawaku dan Pak Satya ke tempat asing. Sebenarnya tidak begitu asing, karena ini hutan. Tiba-tiba kami menyaksikan rombongan tandu yang bertarung dengan perampok. Mereka berkuda dan menggunakan senjata berupa pedang dan ada yang membawa kapak. Sambil merunduk di antara semak-semak, aku menikmatinya dengan takjub. Biasanya yang seperti ini hanya bisa dilihat di layar kaca. Pak Satya masih menganalisis keadaan dengan memperhatikan mereka satu per satu. Kupikir sepertinya ada yang sedang shooting film kolosal. Aku mulai memperhatikan sekeliling hutan, tapi tidak melihat satupun kamera.
-TAMAT-
(Telah Terbit di Kumpulan Cerpen Misteri: Yang Tak Diketahui)
(Penerbit: Alinea Media Pustaka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H