Mohon tunggu...
Kadek PujaSaputri
Kadek PujaSaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna dan Signifikansi Lima Keyakinan Agama Hindu dalam Panca Sradha

11 Mei 2023   20:11 Diperbarui: 11 Mei 2023   20:17 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap agama di dunia memiliki kepercayaan fundamentalnya masing-masing, yang menjadi dasar untuk menjalankan agama mereka, termasuk Hindu. Agama Hindu menggunakan sebuah sistem kepercayaan yang dikenal dengan istilah Panca Sradha. Terdiri atas lima keyakinan mendasar yaitu Brahman, Atman, Karmaphala, Punarbhawa, dan Moksa. 

Istilah Panca Sradha berasal dari dua kata, yakni terdiri dari kata Panca yang berarti lima dan juga kata Sradha yang berarti keyakinan mendasar. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Panca Sradha tersebut diartikan sebagai lima keyakinan dasar dalam agama Hindu. 

Penting untuk dicatat bahwa setiap agama memiliki seperangkat keyakinan dan praktik uniknya sendiri, dan tidak tepat untuk membandingkan atau menyamakannya. Berikut ini merupakan pembahasan yang lebih lanjut mengenai bagian-bagian dari Panca Sradha, antara lain:

Brahman, adalah istilah Sansekerta yang mengacu pada prinsip universal tertinggi dan realitas tertinggi di alam semesta, menurut agama Hindu. Brahman adalah abadi, tak terbatas, ada di mana-mana. 

Brahman didefinisikan sebagai suatu kepercayaan akan adanya Brahman. Kata Brahman asal mulanya yakni dari bahasa Sanskerta tepatnya berasal dari akar kata brh artinya tumbuh. Maka istilah tersebut memiliki pengertian sebagai "yang tumbuh" (brhati) serta "yang menyebabkan tumbuh" (brhmayati). 

Menurut konsep ketuhanan Hindu, Brahman disebut sebagai penguasa tertinggi karena seperti yang kita ketahui bahwa Brahman bersifat kekal, abadi, tidak ada wujudnya, tak mempunyai batasan, tak ada awalan serta tak ada akhirnya dan Brahman juga bisa menjadi penguasa beragam bentuk, ruang, waktu, serta jagat raya dan isi-isinya.

Atman, memiliki pengertian yakni suatu kepercayaan akan adanya atman sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan suatu makhluk bisa hidup. Atma yang ada pada tubuh manusia umumnya mempunyai sifat yang nyaris serupa dengan brahman. 

Hal tersebut dapat diketahui pada persamaan Ida Sang Hyang Widhi dengan Atman yang dapat diketahui melalui "Brahman Atman Aikyam”. Kalimat tersebut mempunyai pengertian bahwa brahman dan atman merupakan satu alias tunggal, demikian dapat terjadi dikarenakan atman merupakan bagian dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Atma yang ada pada diri manusia disebut dengan istilah jiwatman, sedangkan atma yang berada pada hewan disebut dengan istilah janggama, serta atma yang berada pada tumbuh-tumbuhan desebut dengan istilah sthawara. Jika dilihat di dalam kitab Bhagavad Gita maka dijabarkan mengenai dua belas sifat-sifat Atman, yakni antara lain:

  • Achedya, memiliki arti tidak dapat terlukai oleh senjata
  • Adahya, berarti tidak dapat terbakar oleh api
  • Akledya, didefiisikan sebagai angina tidak dapat mengeringkannya
  • Acesya, berarti air tidak bisa membasahkannya
  • Nitya, memiliki arti kekal dan abadi
  • Sarwagatah, artinya berada dimana- mana atau di segala tempat
  • Sthanu, artinya tak berpindah tempat
  • Acala, memiliki arti tidak bergerak
  • Sanatana, artinya yakni selalu sama
  • Awyakta, berarti tidak dilahirkan
  • Acintya, memiliki pengertrian tidak terpikirkan
  • Awikara, memiliki definisi yaitu tidak mengalami perubahan

Karmaphala, didefinisikan sebagai suatu kepercayaan akan adanya suatu hukum yakni hukum karmaphala. Semua hal atau perbuatan yang dilakukan para manusia tentunya memiliki penyebab dan juga mendapatkan akibat. Jadi, akibat tersebut akan ada yang berakibat baik dan bahkan ada yang berakibat buruk. 

Apabila hasil akibatnya baik, hal tersebut tentunya akan menghasilkan kedamaian serta kesukacitaan pada diri manusia itu, namun berbeda apabila hasil akibat yang didapatkan adalah  akibat yang buruk, tentu saja itu akan memberikan kesulitan dan juga memberikan kedukacitaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun