Mohon tunggu...
Kadek PujaSaputri
Kadek PujaSaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Manu sebagai Manusia Pertama Menurut Kepercayaan Agama Hindu

28 Maret 2023   19:38 Diperbarui: 28 Maret 2023   19:43 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Semua makhluk yang ada di muka bumi ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam agama Hindu itu sendiri, tentunya manusia juga merupakan makhluk yang diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Pada hakikatnya, manusia dalam ajaran agama Hindu terdiri atas badan kasar yang disebut dengan stula sarira, badan halus yang disebut dengan suksma sarira dan juga Anta Karana Sarira. Ketiga bagian-bagian tersebut dikenal dengan istilah Tri Sarira. 

Dalam Tri sarira, Tri memiliki arti tiga dan sarira itu sendiri memiliki arti badan. Jadi jika dijabarkan secara keseluruhan, maka arti dari Tri Sarira adalah tiga lapis badan yang terbentuk dari unsur serta mempunyai fungsi dan juga kualitas yang berbeda-beda. 

Apabila dijelaskan satu persatu, maka stula sarira merupakan badan kasar yang terbentuk dari unsur Panca Maha Bhuta yakni terdiri atas pertiwi, apah, bayu, teja, dan akasa. Di bawah ini akan dijabarkan masing-masing dari unsur Panca Maha Butha tersebut, yaitu:

  • Pertiwi, merupakan suatu zat atau unsur padat yang ada di dalam alam semesta ini contohnya yaitu tanah. Akan tetapi, yang termasuk unsur pertiwi dalam manusia yakni pad bagian yang membentuk tulang, otot, serta daging.
  • Apah, didefinisikan sebagai sautu zat cair yang terdapat di muka bumi ini. Sedangkan jika dilihat pada manusia, yang termasuk ke dalam apah yaitu zat cair membentuk darah, lendir, serta beragam cairan tubuh lainnya.
  • Bayu, merupakan segala sesuatu yang ada pada alam semesta seperti angin atau udara. Akan tetapi, unsur bayu yang terdapat pada manusia yakni yang membentuk napas serta udara-udara lain yang terdapat di dalam tubuh.
  • Teja, dapat diartikan sebagai api yang merupakan segala sesuatu yang berbentuk panas dan terdapat pada bhuana agung maupun bhuana alit. Apabila teja yang terdapat pada tubuh manusia, yakni terdapat pada suhu tubuh.
  • Akasa, diartikan sebagai unsur ruang atau akasa yang merupakan segala sesuatu yang tidak mempunyai oksigen pada bhuana agung dan juga pada bhuana alit membentuk rongga-rongga di dalam tubuh. Contoh akasa pada tubuh manusia yaitu rongga perut serta di bawah hati manusia.

Selanjutnya penjelasan mengenai suksma sarira yakni badan halus yang terbentuk atas Tri Antah Karana yang memiliki arti tiga alat batin manusia yang menentukan watak dan juga pikiran manusia. Tri Antah Karana terdiri dari 3 unsur, yakni unsur budhi, manah, dan ahamkara. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing unsur tersebut, antara lain:

  • Budhi, berfungsi untuk penentu keputusan.
  • Manah, berguna untuk berpikir.
  • Ahamkara, berfungsi untuk merasakan dan juga bertindak.

Tri Antah Karana ini yang nantinya akan mengendalikan indriya karena indriya disebut sebagai alat yang dapat menghubungkan manusia dengan objek alam. Dan lapisan yang terakhir ialah Antakarana Sarira, merupakan lapiran yang paling halus yang dapat disebut Atman. 

Apabila dilihat dalam ajaran agama Hindu, bahwa secara rinci memberikan pelajaran bahwa makna kehidupan bagi manusia yang menganut agama Hindu ialah manusia tersebut sebisa mungkin harus dapat mewujudkan tujuan kehidupan yang telah digariskan oleh tujuan agama yang kita kenal dengan istilah “Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma” artinya yaitu bahwa tujuan tertinggi yang ingin dicapai dalam agama Hindu yakni supaya dapat hidup demi memperoleh kesejahteraan di dunia ini maupun mencapai moksa yakni kebahagiaan yang terdapat di akhirat. 

Dharma dalam kalimat tersebut memiliki arti kebaikan dan juga kebenaran sehingga hal tersebut dapat menuntun para umatnya supaya dapat mencapai tujuannya yakni kebahagiaan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, di dalam kepercayaan agama Hindu, sosok manusia yang paling pertama kali muncul di muka bumi ini disebut sebagai Manu. Kata manu itu sendiri memiliki pengertian yakni manusia yang paling pertama, maka apabila yang tertuang di dalam bahasa Sansakerta, nama tersebut akan menghadirkan kata manusya yang memiliki arti keturunan manu atau dapat juga memiliki arti yang sama seperti Manu. 

Kata manusya yang terdapat di dalam bahasa Sansekerta tersebutlah yang pada akhirnya diserap ke dalam bentuk bahasa Indonesia menjadi kata Manusia.  Apabila dilihat dari sejarahnya, Dewa Brahma menurunkan Swayambhu manu ke dunia setelah Dewa Brahma banyak mengajarkan Manu mengenai Weda yang merupakan kitab suci dalam agama Hindu. 

Dalam kepercayaan dalam umat Hindu, tentunya Swayambhu Manu merupakan leluhur umat manusia. Manu itulah yang seorang diri diminta untuk melihat dunia, kemudian ia menyusun serta membentuk aturan-aturan yang nantinya akan digunakan oleh para umat manusia. Peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh Manu itu hingga saat ini dikenal dengan istilah Manu Smriti. 

Manu Smrti itu merupakan bagian dari teks Hindu kuno yang ditulis dalam bentuk bahasa Sansekerta. Kitab Manu Smrti itulah yang kemudian dijadikan panduan bagi para umat manusia, akan tetapi kitab Manu Smrti itu tidak dijadikan kitab suci agama hindu karena berbeda dengan Weda yang ditulis dan diajarkan oleh Tuhan kepada umat hindu, sedangkan kitab Manu Smrti ditulis oleh manusia. Jadi kitab Manu Smrti dijadikan kitab panduan, hal itulah yang membedakan kitab tersebut dengan Weda.

Shatarupa dalam mitologi Hindu merupakan istri dari Swayambhu Manu yang merupakan Manwatara pertama yang ada di muka bumi ini. 

Jadi, manu tidak diciptakan hanya seorang diri, melainkan bersama dengan Shatarupa yang diciptakan oleh Dewa Brahma untuk mendampingi Manu. Shatarupa dideskripsikan sebagai wanita yang begitu cantik sehingga ialah yang menjadi wanita pertama di dunia menurut kepercayaan dalam agama Hindu. 

Swayambhu Manu dan Shatarupa dikaruniai dua anak laki-laki yakni Priyabrata dan Utanapada. Manu dan Shatarupa juga memiliki tiga orang anak perempuan yakni Akruti, Devahuti, dan yang terakhir adalah Prasuti. Keturunan dari Swayambhu Manu dan Shatarupa kemudian disebut dengan istilah “Manawa” yang memiliki arti yakni umat manusia. 

Manawa Dharmasastra merupakan suatu kitab yang memiliki  peran yang begitu penting dan memiliki pengaruh yang cukup besar karena kitab tersebut dihimpun secara sistematis oleh seorang penganut ajaran Manu serta para Sapta Rsi.

Akan tetapi banyak kitab purana yang mempunyai kisah mengenai keturunan Manu dan juga Shatarupa dengan versi yang bebeda-beda antara kitab yang satu dengan kitab yang lainnnya. Meski terjadi hal seperti itu, apabila melihatnya melalui versi umum maka dapat disimpulkan bahwa katurunan manu yang bernama Priyabrata pada akhirnya menikah dengan Warhismati dan memiliki anak bernama Agnidara. 

Keturunan selanjutnya yaitu Utanapada mempunyai istri sebanyak dua orang, yakni Suruci dan juga Suniti. Pada pernikahannya dengan Suruci, mereka memiliki seorang putra bernama Utama, sedangkan pada pernikahannya dengan Suniti, mereka mempunyai seorang putra yang dipanggil dengan sebutan Druwa. 

Keturunan Manu dan Shatarupa berikutnya yaitu Akuti menikah dengan Resi Ruci dan memiliki dua orang anak yaitu putranya bernama Yadnya sedangkan putrinya bernama Daksina. Berikutnya yakni Devahuti, menikah dengan Resi Kadarma dan dikarunia sembilan orang putri dan memiliki seorang putra yang memiliki nama Kapila. 

Dan keturunan yang terakhir yaitu Prasusti, ia menikah dengan Daksa dan dilimpahi karunia berupa 60 orang putri, akan tetapi ada beberapa versi yang menyebutkan bahwa mereka memiliki keturunan kurang dari 60 orang.

Itulah penjabaran mengenai manu sebagai manusia pertama dalam keyakinan Hindu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun