Mohon tunggu...
Puji Winarsih
Puji Winarsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/ Mahasiswa

Pojok baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Paradigma Integrasi Islam dan Ilmu Sosial Humaniora: Perspektif Psikologi dalam Al-Qur'an

16 Desember 2024   20:26 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu pengetahuan modern sering kali membuat kita berpikir bahwa islam dan sains adalah dua hal yang terpisah. Padahal, sejatinya keduanya bisa saling melengkapi. Paradigma integrasi hadir untuk menjembatani kesenjangan ini, memberikan cara pandang baru yang melihat pengetahuan sebagai satu kesatuan.

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan pikiran manusia. Dalam konteks Islam, Al-Quran tidak sekadar kitab suci, tetapi juga panduan yang membantu kita memahami dinamika kejiwaan manusia. Dalam artikel ini sedikit menjelaskan bagaimana Islam dan ilmu pengetahuan modern bisa saling terkait, khususnya dalam bidang psikologi. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana sebuah ayat Al-Quran dapat memberikan wawasan mendalam tentang dinamika psikologis manusia.

Mengapa Paradigma Integrasi Penting?

Paradigma integrasi muncul karena kita membutuhkan cara berpikir yang lebih menyeluruh. Selama ini, ilmu pengetahuan sering terpisah-pisah atau dikotomi dan sulit saling berkomunikasi, terutama antara islam dan sains. Padahal, untuk memahami secara utuh, kita perlu melihat berbagai sudut pandang.

Pentingnya paradigma ini terletak pada kemampuannya mengubah cara kita memandang realitas. Bukan sekadar metode baru, tetapi cara berpikir yang lebih luas. Karena pada akhirnya, kita diarahkan untuk menjadi khalifatullah yang bertanggung jawab merawat, menjaga, serta melestarikan alam. Selain itu, kita diajarkan untuk membangun relasi yang harmonis dengan sesama makhluk, sehingga tidak merusak alam atau menciptakan konflik. Dengan berpegang pada prinsip Rahmatan lil alamin, islam dan sains menjadi alat yang memungkinkan kita memahami bagaimana ilmu pengetahuan bisa digunakan untuk memperbaiki kehidupan, bukan sekadar dihafal. Ilmu ini dimaknai sebagai sarana untuk mencapai berbagai misi dalam kehidupan, serta menjadi fondasi yang membuat kita semakin kritis dalam menghadapi tantangan dunia modern. Sehingga kita tidak lagi melihat islam dan sains sebagai sesuatu yang kaku, tetapi sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dalam membangun kehidupan yang lebih baik.

Psikologi: Memahami Dinamika Kejiwaan Manusia

Psikologi pada dasarnya adalah upaya untuk memahami pengalaman manusia. Bukan sekadar melihat perilaku yang tampak, tetapi menyelam mencari motivasi dan dinamika internal yang membentuk sikap dan tindakan manusia. Ilmu ini berusaha memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang terjadi dalam diri kita.

Sepanjang sejarahnya, psikologi telah berkembang dari berbagai sudut pandang. Dari pendekatan yang sangat mekanis hingga yang lebih mendalam tentang kemanusiaan. Tantangannya adalah bagaimana memasukkan dimensi spiritual sebagai bagian penting dari pengalaman manusia.

Ayat Qurani: Landasan Bayani

 Q.S. Ar-Ra'd [13]: 28

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun