Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teh Botol Sosro

7 Juni 2021   08:31 Diperbarui: 7 Juni 2021   08:40 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini, beredar rekaman politisi PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul tentang Teh Botol Sosro. Bukan sedang jadi endorsmen produk minuman, Bambang sedang menganalogikan bagaimana dukungannya pada Puan.

"Teh Botol Sosro. Apapun makanannya, Puan Maharani wakilnya," ucap Pacul.

Sontak saja rekaman itu jadi viral. Banyak pengamat menilai, statemen Pacul itu justru melemahkan PDI Perjuangan yang selama beberapa tahun terakhir menjadi partai penguasa. Bagaimana mungkin PDIP dengan perolehan suara terbesar pada Pemilu 2018 lalu, mau menjadi yang kedua?. Wong mencalonkan presiden saja bisa menang, kenapa hanya pengen jadi wakilnya?

SurveI Parameter Politik Indonesia mencatat, PDIP masih menjadi partai nomor satu di Indonesia. Dari jajak pendapat yang digelar pada 23-28 Maret lalu, pendukung partai moncong putih ini masih yang tertinggi, yakni 22,1 persen. Disusul kemudian Gerindra 11,9 persen, Golkar 10,8 persen, Demokrat 8,4 persen, PKB 8,2 persen dan PKS yang hanya 7,5 persen.

Banyak kader potensial dari PDIP yang bisa diusung jadi capres. Yang santer baru-baru ini adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Pria identik dengan rambut putihnya itu memang digadang-gadang mampu memenangkan kontestasi saat Pilpres 2024 nanti.

Sejumlah lembaga survei sudah membuktikan, Ganjar begitu diidolakan. Tak hanya dari masyarakat biasa, bahkan kader-kader PDIP juga mendukungnya. Tercatat, masih dalam survei Parameter Politik Indonesia, Ganjar memperoleh dukungan mayoritas pemilih PDIP sebesar 32,1 persen.

Belum lagi, dukungan dari pemilih partai lain juga tinggi. Misalnya ada 25,5 persen pemilih PKB yang mendukung Ganjar, 18,3 persen pemilih Nasdem dan 42,1 persen pemilih PSI juga menginginkan Ganjar menggantikan Joko Widodo.

Capaian Ganjar itu mengungguli perolehan kader-kader PDIP lainnya, termasuk Puan Maharani. Jadi kalau PDIP percaya diri dengan mengusung Ganjar, maka kemenangan bukan hal yang sulit lagi.

Kembali pada tema di atas, tentang ngototnya Bambang Pacul mendukung Puan Maharani pada Pilpres 2024 nanti. Bukannya mendukung jadi capres, Pacul justru mendukung Puan jadi Cawapres.

Masuk akal juga sih sebenarnya, mengingat perolehan elektabilitas sang putri mahkota masih landai-landai saja. Beberapa kali survei, namanya masih di urutan buncit. Jadi, mungkin inilah yang membuat Pacul tak lagi jumawa, dengan hanya mendorong Puan sebagai RI 2.

Tapi apakah itu cukup? Tentu saja tidak. Kalau Pacul mengatakan Teh Botol Sosro, Apapun Makannya Puan Wakilnya, maka hasil survei Parameter Politik Indonesia langsung membantahnya. Survei itu mencatat, siapapun calonnya, kalau dipasangkan dengan Puan, maka akan kalah.

Misalnya Prabowo-Puan. Duet pasangan ini setidaknya sudah sering diperbincangkan. Kalau benar-benar terjadi, maka pasangan ini hanya jadi santapan empuk bagi pasangan lainnya.

Misalnya head to head dengan pasangan Anies-AHY. Dalam survei itu mencatat, pasangan Prabowo-Puan hanya memperoleh dukungan 21,8 persen. Keok dari Anies-AHY yang mendapatkan suara sebesar 35,9 persen.

Parameter Politik Indonesia juga meneluarkan skema lain sesuai isu yang berkembang. Misalnya pernyataan politisi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon yang memasangkan Anies-Puan. Hasilnya ternyata tak jauh beda, pasangan Anies-Puan hanya mendapat suara 25,1 persen, kalah jauh jika lawannya adalah Prabowo-Sandi yang mendapat dukungan 37,7 persen.

Atau simulasi lain dengan menjadikan Puan sebagai Capres, berpasangan dengan AHY dan melawan Prabowo-Anies. Dalam simulasi ini, elektabilitas Puan langsung terjun bebas dengan hanya memperoleh 13,9 persen suara, sementara Prabowo-Anies memperoleh 43,8 persen suara.

Dengan simulasi ini, jurus Teh Botol Sosro ala Bambang Pacul sepertinya tak boleh dilanjutkan. Jangankan dilanjutkan, hanya untuk dipertimbangkan saja sudah tidak boleh. Fakta dan data sudah membuktikan, duet pasangan apapun kalau ada Puan pasti kewalahan.

Disinilah Ganjar muncul sebagai pahlawan. Kehadirannya dalam panggung Pilpres 2024 pasti bisa merubah keadaan.

Parameter Politik Indonesia juga sempat membuat simulasi pasangan Prabowo-Ganjar. Hasilnya seperti yang diperkirakan, pasangan ini menang mudah dengan perolehan suara 35,7 persen, melawan pasangan Anies-Sandi yang hanya memperoleh 32,1 persen.

Itu baru dengan Prabowo. Kalau Parameter Politik Indonesia membuat simulasi lain dengan Ganjar sebagai Capres dan wakilnya dari orang-orang ternama, tentu hasilnya akan jauh berbeda. Bisa jadi, siapapun wakilnya, kalau Ganjar Capresnya maka akan jadi pemenangnya.

Teh Botol Sosro
Kalau Bukan Ganjar, PDIP Bisa Remuk Njobo Njero

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun