Tapi pertanyaannya, partai mana yang sekarang melirik Anies?
Mungkin hanya satu partai yang digadang memajukan Anies. PKS namanya. Tapi melihat perolehan kursinya di Senayan, PKS tak mungkin bisa mengusung Anies.
Lalu kenapa Anies begitu pede? Mungkin dia memiliki perhitungan sendiri. Siapa tahu, dengan getol kampanye ke daerah, elektabilitasnya terus menanjak. Dan dengan begitu, ada partai lain yang kepincut untuk mendukungnya.
Memang bagi Anies, sekarang adalah momen yang paling tepat baginya untuk berkampanye. Sebab jika menunggu 2023 atau 2024, ia sudah habis masa. Ketika sudah tak jadi gubernur, Anies sudah pasti menganggur.
Tapi ya mbok sabar dulu. Wong ya sekarang bangsa ini sedang dilanda bencana pandemi. Daripada sibuk kampanye, akan lebih baik jika Anies mengurusi urusan pemerintahannya yang sedang kacau balau saat ini.
Update data Covid-19 nasional mencatat, per hari ini, Minggu (25/4) kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai 4.402 kasus. Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta menempati urutan pertama kasus tertinggi, dengan penambahan 896 kasus terkonfirmasi positif baru dan 14 orang meninggal dunia.
Pun dengan kondisi ekonomi Ibu Kota. Pada kwartal IV 2020, pertumbuhan ekonomi Jakarta tercatat minus 2,14. Tentu angka ini tidaklah menggembirakan, mengingat Jakarta merupakan daerah andalan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Tapi sepertinya, ngurusi Covid tak memberikan keuntungan bagi Anies. Sambil jalan, itu bisa diselesaikan. Justru yang penting saat ini, adalah kampanye sana-sini untuk menghadapi Pilpres 2024 nanti.
Kalau saya orang Jakarta, saya sudah teriak dengan manuver politik Anies ini. Sudah jelas kalau Anies lebih sibuk ngurusi kampanye daripada menyelesaikan persoalan warga DKI Jakarta. Akankah ini akan menimbulkan mosi tidak percaya?