Makin berani. Kalimat itulah yang pantas digunakan untuk menggambarkan manuver politik Anies Baswedan. Setelah memimpin panen padi raya di Cilacap beberapa waktu lalu, kini Gubernur DKI Jakarta itu terang-terangan medatangi posko pemenangannya di Kabupaten Sragen Jawa Tengah.
Hal itu terlihat saat sebuah foto yang menggambarkan Gubernur DKI Jakarta itu berkunjung ke joglo milik bos beras Sragen, Billy Haryanto pada Minggu (25/4) beredar di media sosial. Dalam foto itu, Anies terlihat duduk berhadapan dengan Billy di joglonya yang disebut bersejarah. Namun yang mencuri perhatian publik, ada spanduk bertuliskan 'Joglo Kemenangan Anies Capres 2024' yang menjadi backgroundnya.
Sontak publik bertanya. Anies mau apa?. Bisa saja Anies mlipir bahwa kedatangannya untuk membahas soal beras. Tapi publik sudah tak bisa dibohongi, karena sekarang semakin waras.
Ibarat balapan, Anies sudah terang-terangan curi start. Meninggalkan kontestan lain, ia sudah mulai mengembangkan sayap untuk memuluskan ambisinya menjadi Capres 2024. Safari-safari politik ia lakukan, tak peduli kalau itu harus masuk ke kandang lawan. Terjun ke petani, demi menaikkan citra diri. Biar dibilang tokoh yang merakyat, makanya sering blusukan ke berbagai tempat.
Namun sayangnya, cara yang dilakukan Anies sangatlah kasar. Bagaimana tidak, saat bangsa Indonesia berduka atas bencana tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala, Anies malah asyik berkampanye ria.
Saya saja yang tidak memiliki keluarga di KRI Nanggala, sangat bersedih dengan gugurnya 53 prajurit andalan bangsa. Setiap hari, saya nonton televisi dan berharap ada kabar baik. Saya yakin, orang di luar saja juga sama. Apalagi mereka yang kehilangan keluarga tercinta?
Lha Kok kamu malah sibuk kampanye to Nies...
Coba tahan egomu sebentar saja. Minimal sampai duka ini berkurang. Ngunu yo ngunu, nanging ojo ngunu. Awakmu bener, nanging ora pener.
Kenapa sih Nies, kamu ngebet banget jadi Presiden. Padahal, nasibmu masih belum jelas di 2024 nanti. Jangankan jadi Capres, bakal ikut kontestasi saja sudah berat lho.
Kamu bukanlah pemilik partai. Kamu juga bukan seorang kader partai. Kamu hanya bisa maju sebagai Capres, jika diusung oleh partai.