Misalnya dalam hal penyambungan listrik bagi masyarakat tidak mampu. Sejak dipimpin Ganjar, sebanyak 42.342 rumah mendapatkan sambungan listrik gratis dari pemerintah.
Rinciannya, di tahun 2020 terpasang 15 ribu unit, tahun 2019 terpasang 14.250 unit. Di tahun 2018 terpasang 4.754 unit sambungan listrik terpasang. Di tahun 2017 terpasang 6.163 unit, tahun 2016 terpasang 1.075 unit, tahun 2015 terpasang 1.000 unit sambungan dan di tahun 2014 terpasang 100 unit sambungan listrik.
Program fisik lain yang selesai digarap Ganjar diantaranya sektor infrastruktur. Dengan programnya Jateng Bebas Lubang, disokong aplikasi Jalan Cantik, Ganjar mampu menyulap jalan di Jawa Tengah menjadi 90,2 persen dalam kondisi baik.
Masih banyak pembangunan fisik yang dikerjakan suami Siti Atikoh ini. Tapi yang paling membanggakan adalah, Ganjar mampu merubah Jawa Tengah menjadi provinsi yang bersih dari korupsi. Berkali-kali, Jateng dinobatkan sebagai provinsi terbaik pengelolaan gratifikasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi.
Tak ada lagi urusan setor-menyetor pejabat di lingkungan Pemprov Jateng lagi. Pungli gratifikasi disikat, urusan pelayanan publik dipersingkat. Mudah, murah dan cepat. Itulah dasar yang diletakkan Ganjar dalam urusan pelayanan masyarakat.
Pembangunan sumber daya manusia inilah yang sering luput dari pantauan publik. Publik masih tertarik dengan gaya-gaya kolonial. Dimana seorang pemimpin dianggap sukses apabila karyanya di mana-mana. Karya yang bisa dilihat oleh sepasang mata. Bukan pembangunan yang bersifat kualitatif dan mengarah pada sumber daya manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H