Dari metode dan caranya saja, vaksin ini lebih aman dibanding vaksin import lain yang selama ini beredar. Meskipun banyak pihak yang menilai, metode ini ribet dan membutuhkan waktu lama. Tapi kalau dipastikan aman dan terbukti ampuh, bukan tidak mungkin orang rela antre untuk mendapatkan vaksin nusantara.
Tak hanya para peneliti vaksin nusantara yang kecewa dengan keputusan BPOM itu. Orang yang juga patut kecewa adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Sebagai penguasa Jawa Tengah, Ganjar tentu bungah dengan pengembangan vaksin nusantara di daerahnya. Dukungan penuh ia berikan, dengan siap memfasilitasi penelitian pengembangan vaksin nusantara itu sampai tuntas. Tak tanggung-tanggung, 7 RSUD Jateng siap diberikan Ganjar sebagai tempat pengembangan penelitian vaksin.
Ganjar bahkan menjadi orang pertama yang menyatakan siap menggunakan vaksin nusantara jika sudah lulus uji. Seperti GeNose, Ganjar paham betul bahwa karya anak bangsa harus mendapatkan dukungan sekaligus proteksi.
Ganjar tentu sudah mendengar kabar buruk yang menimpa vaksin nusantara. Ia pasti tak tinggal diam, karena ia pernah mengatakan, bahwa semua riset anak bangsa terkait penanganan pandemi harus mendapat dukungan dan proteksi dari pemerintah.
"Apakah vaksin nusantara, vaksin merah putih, GeNose dari UGM dan pengembangan ventilator. Semua tahapan yang telah berjalan itu dan hasilnya bagus, harus mendapat dukungan penuh dan proteksi dari negara. Artinya, proses-proses yang sudah berjalan dan hasilnya bagus, pemerintah mesti memproteksi, negara harus memproteksi ini sehingga kita bisa mandiri. Dengan begitu, maka kita tidak akan terus bergantung pada negara lain," katanya.
Semoga ada kabar baik dari kelanjutan karya anak bangsa ini. Semoga Ganjar mau ikut campur agar uji klinis kedua vaksin nusantara asal Jawa Tengah bisa dilanjutkan. Karena dalam beberapa kesempatan, Ganjar cukup ampuh dalam lobi politik dengan pusat.
Karena kata pepatah....
Ada Sinovac ada AstraZeneca
Semuanya dipakai di Indonesia
Ayo dukung vaksin nusantara
Biar merugi semua para mafia
Salam waras!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H