Kritikan dan serangan terhadap GeNose sangat besar terjadi di negara seperti Indonesia. Meski tak menuduh para pengkritik GeNose terlibat, namun kuat dugaan ada pihak yang sengaja menjatuhkan GeNose demi kepentingan tertentu.Â
Sebagai negara yang masih bergantung pada impor alat kesehatan dari luar negeri, ada banyak pihak yang 'resah' bahkan 'terancam' dengan kehadiran GeNose.
Siapa yang 'resah' dan 'terancam' itu? Menteri BUMN, Erick Thohir dengan gamblang mengatakan, dibalik tingginya impor alat kesehatan di Indonesia sebesar 90 persen dari luar negeri, ada pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan. Siapa itu, mereka adalah mafia-mafia alat kesehatan.
Mafia-mafia alat kesehatan di Indonesia sebenarnya bukan rahasia lagi. Keberadaannya semakin nampak saat kemunculan pandemi. Ketika negara sedang kebingungan menghadapi serangan Covid-19, para mafia-mafia itu muncul dengan menawarkan beragam alat kesehatan yang disebut bisa menangani.Â
Harganya pun dipermainkan, dari yang awalnya sangat murah, menjadi sangat mahal. Mau tidak mau, mereka yang membutuhkan, termasuk Indonesia akan membeli.
Nggak usah jauh-jauh ke alat kesehatan yang harganya sampai milyaran deh, masker saja yang awalnya seharga Rp20.000 bisa menjadi ratusan ribu kok. Atau alat pelindung diri (APD) yang sempat viral karena dijual dengan harga jutaan rupiah?
Siapa yang untung, ya mafia-mafia itu...
Nah disinilah ada benang merah yang sepertinya menyambung dengan kritikan dan serangan terhadap GeNose. Jika Indonesia menggunakan GeNose secara massal, maka mafia-mafia alat kesehatan yang biasa mendapat keuntungan besar dari menjual reagen, PCR, ventilator bahkan tusuk hidung untuk pengambilan lendir itu, bisa kehilangan pemasukan.
Ini bahaya! Kata mereka para mafia. Maka GeNose harus dimatikan. Bagaimana dan dengan apa cara mereka mematikan GeNose, tentu banyak caranya bukan?
Setelah GeNose, ada lagi temuan karya anak bangsa yang membuat bungah. Ketika banyak orang merindukan vaksin dan impor vaksin dari luar negeri jumlahnya terbatas.
Temuan vaksin karya anak bangsa mengemuka. Adalah vaksin nusantara yang dikembangkan Universitas Diponegoro (Undip Semarang) bekerjasama dengan RSUP dr Kariadi Semarang. Vaksin nusantara ini telah lolos uji klinis fase pertama, dan segera memasuki uji klinis fase kedua.