Bisa dipastikan, KAMI saat ini sedang kebingungan. Bak anak ayam kehilangan induk, mereka mulai khawatir dengan keberlangsungan organisasi yang digadang mampu menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.
Sebagai mantan Palima TNI, peran Gatot tentu sangatlah sentral dalam perjuangan KAMI. Dengan begitu, apabila benar Gatot telah kembali ke jalan yang lurus, maka KAMI akan limbung sebagai sebuah organisasi. Daya ledak program yang disusun akan berkurang, kepercayaan pengikutnya juga bisa dipertaruhkan.
Penulis yakin, para petinggi KAMI saat ini sedang kebingungan dengan sikap Gatot. Mungkin saja terjadi ketegangan di sana, masing-masing saling menuduh dan tidak percaya.
Akankah KAMI bubar?
Bisa saja, karena masalah ini pasti akan memicu permasalahan lain dalam tubuh KAMI. Meski memiliki sejumlah tokoh penting lain semisal Din Syamsuddin, Rizal Ramli hingga Rocky Gerung, tapi tak bisa memastikan bahwa KAMI bisa selamat dari kehancuran. Mungkin saja KAMI bubar, lalu mereka yang masih ingin melanjutkan perjuangan, membentuk organisasi baru. KAMI Perjuangan atau KAMI Era Baru. Yah seperti partai politik atau group band, saat satu atau dua personilnya keluar, akan muncul nama baru sebagai upaya melanjutkan eksistensi.
Atau??
Ada kemungkinan lain dari berubahnya sikap Gatot terhadap Undang-Undang Cipta kerja. Bisa jadi, ini adalah salah satu strategi Gatot untuk menutup isu lain yang lebih besar dan lebih mengancam masa depan KAMI.
Seperti diketahui, penangkapan petinggi KAMI merupakan bukti bahwa organisasi itu memiliki kepentingan dalam hal politik. Mereka menggerakkan massa untuk melakukan aksi demonstrasi dan menimbulkan kerusuhan, dengan sebaran informasi provokatif, berbau SARA dan kebencian.
Tudingan bahwa KAMI memiliki kaitan dengan aksi demo rusuh di berbagai tempat kemudian berkembang. Gatot sendiri telah membantah tudingan itu, dengan mengatakan KAMI sama sekali tidak terlibat. Bahkan, ia sampai menantang Badan Intelejen Negara (BIN) untuk membuktikannya.
Pernyataan Gatot yang memuji UU Cipta kerja bisa jadi menjadi alat untuk menangkis tudingan-tudingan itu. Sehingga, ia menjadikan dirinya sebagai korban untuk menyelamatkan KAMI. Setting politik dan strategi komunikasi dilakukan agar masyarakat dan pemerintah percaya, bahwa KAMI bukanlah dalang kerusuhan.
Mungkin keresahan penulis juga dirasakan oleh pegiat media sosial, Denny Siregar. Denny menganggap, sikap Gatot sangat aneh karena berbalik arah dengan cepat dari nilai-nilai organisasinya. Melalui akun twitternya, Denny menyampaikan dengan bahasa sindiran, bahwa memang ada yang aneh dari sikap Gatot.