Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerupuk dan Renyahnya Pergaulan Ganjar Pranowo

3 Agustus 2020   10:25 Diperbarui: 3 Agustus 2020   10:21 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo makan bareng dua pengemis di Magelang via humas.jatengprov.go.id

Ada pengalaman menarik dan paling berkesan untuk menggambarkan keramahan Ganjar. Saat beberapa kali mendapat tugas mengikuti kegiatan Ganjar roadshow ke pelosok-pelosok Jawa Tengah sebelum wabah covid-19 melanda, aku melihat Gubernur ini beda dengan yang lain. Ia rela duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan orang-orang biasa seperti saya.

Saat itu, jam makan siang tiba. Mobil rombongan kami berhenti di warung makan sederhana. Warung itu terletak di pinggir jalan, dengan menu makanan ndeso yang bagi kalangan pemimpin lain mungkin tidak menarik, namun justru itu yang menjadi pilihan Ganjar.

Saat masuk ke warung, ada banyak meja kosong. Ganjar memilih duduk di pinggir pintu, untuk melahap nasi dengan lauk seadanya. Saat itu, saya dan kawan wartawan lainnya memilih duduk agak jauh, karena sungkan makan bareng satu meja dengan Gubernur.

Tak disangka, Ganjar justru memanggil kami untuk bergabung. Tak hanya para wartawan, sopir pribadinya dan perangkat yang mengikuti juga diminta mendekat. Tentu saja saat itu saya ragu, begitu juga kawan-kawan lainnya. Tapi melihat ketulusan Ganjar saat mengajak kami duduk bareng, kami pun memberanikan diri berdekatan dengannya.

Makan satu meja dengan seorang Gubernur? Mimpi apa aku semalam, apa ini nyata? pikirku saat itu. Apalagi, sopir dan polisi pengawal pribadi yang pangkatnya rendahan itu juga bisa makan satu meja yang sama.

Kerennya lagi, saat itu kebetulan ada dua orang perempuan paruh baya mendekat. Dengan wajah lusuh, keduanya mengulurkan tangan untuk meminta sedekah. Pikirku, Ganjar pasti tidak nyaman dengan kondisi itu, dia mungkin akan meminta pengawalnya untuk mengusir dua pengemis itu.

Tak disangka, Ganjar justru meminta dua pengemis perempuan itu mendekatinya. Keduanya harus dipaksa untuk duduk karena pasti malu dan tak enak hati. Setelah duduk, kedua pengemis bernama Sofyah dan Suwartinah itu ditanyai dengan ramah oleh Ganjar dan dipesankan makan. Alhasil, makanlah kami bersama dengan dua pengemis itu.

Wajah bahagia terlihat dari empat pasang bola mata perempuan tua itu. Keduanya tak menyangka, bisa duduk dan makan satu meja dengan orang nomor satu di Jawa Tengah. Suasana semakin hangat, ketika salah satu pengemis tua itu bersholawat mengiringi makan kami.

Tak ada wajah risih yang saya lihat. Ganjar justru tambah semangat melahap menu makan siangnya itu. Dengan kerupuk di tangan, mulutnya tak pernah berhenti mengunyah. Sesekali, ia bercanda dan tertawa lepas dengan kami dan dua pengemis itu. Kami yang masih kikuk, justru dibuat salah tingkah karenanya.

Ah Ganjar, kamu berhasil merontokkan stigma negatifku pada sosok pemimpin di negeri ini. Pandanganku bahwa semua pemimpin itu sama sombongnya, ternyata salah.

Setelah kejadian itu, aku sering menemukan kejadian-kejadian unik pada diri Ganjar. Ternyata, Ganjar sangatlah renyah dalam bergaul dengan masyarakatnya. Yah, seperti renyahnya kerupuk yang selalu menemani kami makan setiap melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun