Mohon tunggu...
Vika Puja
Vika Puja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi, 21107030087

🦋🦋

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diskusi tentang Bullying dengan Anak? Gunakan Penyampaian yang Sederhana

12 Mei 2022   13:37 Diperbarui: 12 Mei 2022   14:23 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang tua khawatir bahwa anak mereka diganggu atau yang sering disebut bullying, tetapi tidak yakin apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu. Kebanyakan anak tidak mungkin menyuarakan kata-kata "aku diganggu." 

Sebaliknya, lebih umum bagi anak-anak untuk mengatakan hal-hal seperti, "aku gamau berangkat sekolah lagi." Atau mungkin melihat perubahan dalam perilaku anak seperti mengasingkan diri, menghabiskan lebih banyak waktu tanpa minat atau tidak tertarik pada hobi mereka yang biasa, atau menghindari tempat atau orang yang dulu mereka sukai.

Hal terbaik yang harus dilakukan ketika orang tua melihat perilaku ini adalah meluangkan waktu untuk anak. Orang tua bisa memulai dengan hal-hal sederhana berikut.

1. Membangun hubungan dengan anak

Sebagai orang tua, ketika kita melihat anak kita sedang berjuang, seringkali kita ingin segera memperbaikinya. Tetapi salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk kesehatan anak adalah memberikan waktu yang cukup pada anak.

Membangun jalur komunikasi yang terbuka dan tempat yang aman bagi anak untuk berbicara tidak terjadi dalam semalam. Luangkan waktu setiap hari untuk berbicara dengan anak, memulai obrolan ringan seperti bertanya tentang minat, teman, dan apa yang mereka sukai. 

Ketika anak terbiasa dengan percakapan sehari-hari di mana orang tuanya tertarik padanya, lebih mudah bagi mereka untuk membuka diri tentang hal-hal yang mungkin sulit untuk mereka bicarakan. Ini juga membangun tingkat kepercayaan yang lebih dalam, dalam hubungan orangtua-anak.

2. Beri penjelasan kepada anak

Tidak ada orang tua yang ingin anaknya di bully, tetapi pada suatu saat dalam hidup kita, kita pasti akan mengalami interaksi dengan orang yang negatif. Anak-anak yang dipersiapkan lebih siap untuk menghadapi interaksi sosial yang bermasalah ini.

Bicaralah dengan anak tentang perilaku yang pantas dan tidak pantas, dan jelaskan apa itu bullying. Jelaskan kepada mereka bahwa jika mereka mengalami bullying, kamu adalah orang yang aman untuk diceritakan, dan akan selalu peduli dengan apa yang terjadi pada mereka. 

Ingatkan mereka bahwa kamu ada untuk membantu, dan ketika mereka berbagi saat-saat sulit, kamu akan bekerja sama untuk menentukan solusi yang tepat untuk masalah tersebut.

3. Tanamkan rasa berani pada anak

Anak-anak perlu tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka karena diintimidasi. Pengganggu sering kali mencoba untuk mengendalikan atau menanamkan rasa takut untuk mendapatkan perasaan berkuasa. 

Masalah umum ketika intimidasi terjadi adalah reaksi kawanan, di mana anak-anak lebih cenderung berpihak pada pengganggu karena takut diintimidasi sendiri. 

Pastikan anak  memahami bahaya dari perilaku ini dan ajari mereka untuk tidak menambahkan ketika seseorang ditindas. Bicaralah dengan mereka tentang keberanian yang diperlukan untuk menghadapi orang-orang dalam situasi stres dan tanyakan apakah mereka pernah melihat orang lain diganggu sebelumnya dan seperti apa pengalaman itu bagi mereka.

4. Latih tanggapan yang sesuai pada anak

Satu hal yang tidak dimiliki anak-anak adalah pengalaman hidup. Kebanyakan orang dewasa tidak mengalami bullying dengan cara yang sama seperti yang dialami anak-anak karena kita mengerti kapan harus pergi dan bagaimana meredakan situasi. 

Misalnya, jika kamu membuka percakapan lebih awal, kemungkinan besar anak akan datang kepada orang tua jika ada masalah. Ketika anak-anak dihina atau diejek, mereka sering merasa tercengang dan kesulitan memberikan tanggapan yang tepat saat itu. 

Dibekali dan diajarkan dengan beberapa kalimat yang dapat membantu anak-anak agar tidak menyerang atau meningkatkan situasi yang buruk. Ini juga dapat membantu untuk mengidentifikasi orang lain yang aman (selain ibu dan ayah) yang dapat diajak bicara oleh anak untuk mendapatkan dukungan ketika mereka jauh dari rumah.

5. Ajarkan membangun persahabatan yang baik

Memiliki ikatan sosial yang kuat merupakan strategi yang efektif untuk mengurangi bullying. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika para pengamat menyuarakan ketidaksetujuan terhadap intimidasi, situasi seringkali dengan cepat menyebar. 

Dorong anak-anak untuk membangun persahabatan yang kuat dan dorong mereka untuk membela satu sama lain. Bantu mereka mengidentifikasi perbedaan antara orang yang suka menolong dan berbahaya dalam situasi sulit dan dorong mereka untuk menjadi teman baik bagi orang lain.

6. Jadilah panutan dan bangun rasa percaya diri mereka

Ada tiga pihak dalam situasi bullying: pelaku, korban, dan pengamat. Jadilah teladan yang baik bagi anak anda dengan berbicara kepada orang dewasa dan anak-anak lain dengan kebaikan dan rasa hormat. 

Ajari mereka melalui perilaku anda tentang bersikap baik, inklusif, dan hormat. Bersiaplah untuk membangun kepercayaan diri mereka setiap hari juga. Ketika anda melihat mereka berperilaku seperti ini, pujilah mereka karena mampu dan kuat, memberikan contoh komunikasi yang baik, berbicara dengan hormat, dan jujur, bahkan dalam situasi yang menantang.

7. Orang tua membiasakan dengan lingkungan yang sering dikunjungi anak secara online dan offline

Kita sebagai orang tua, adalah garis pertahanan pertama. Itu berarti kita harus terbiasa dengan lingkungan tempat mereka menghabiskan waktu, baik dalam kehidupan nyata maupun online. 

Penindasan online dapat dengan mudah terbang di bawah radar orang tua dan menjadi masalah serius. Bicaralah dengan anak-anak setiap hari tentang dengan siapa mereka menghabiskan waktu, di dalam dan di luar, dan perhatikan bahasa tubuh mereka saat mereka berkomunikasi dalam situasi yang berbeda. 

Perhatikan tanda-tanda peringatan seperti menghindari situasi sosial, tinggal di dekat orang dewasa, atau bertindak menarik diri. Jika anda khawatir, mulailah dengan beberapa pertanyaan terbuka seperti "Apakah terjadi sesuatu yang membuat merasa kesal?" atau, jika ada masalah yang diketahui, "Apa yang bisa dibantu untuk membuat kamu merasa lebih aman?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun