Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Prediksi Kesuksesan di Masa Depan dengan Marshmallow Test

27 Januari 2023   21:09 Diperbarui: 27 Januari 2023   21:09 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang pertanyaannya, apakah hal ini bisa diajarkan? Dan jawabannya adalah bisa. Well, sebenarnya berkenaan dengan hal ini sebagaian besar adalah pengaruh dari kepribadian seseorang yang terbentuk ketika masih sangat muda. Mischel memberikan perumpaan seperti ini, jika kita melakukan sesuatu kepada dua orang anak, yang satu dari keluarga yang tidak mampu sedangkan satunya dari keluarga yang berkecukupan. 

Pada umumnya ternyata anak-anak yang tidak mampu akan melakukan quick kill atau cara cepat karena mereka tahu kalau hal-hal dapat menghilang dengan cepat atau akan berubah di masa depan. Namun, akan berbeda dengan anak yang selalu berpikiran bahwa akan ada kota emas yang menunggu mereka kalau mereka mampu bertahan dengan ujian yang mereka hadapi sambil terus berusaha.

Apa yang manusia miliki adalah otak yang berbeda dari binatang dimana perihal memahami waktu. Mau bagaimanapun, misal kamu nih ya punya kucing atau anjing yang pintar sekali dan memahami setiap perkataanmu, coba deh ajari mereka tentang konsep hari, minggu, bulan, tahun, atau bahkan abad, dan jawabannya pasti sama yaitu mereka tidak mengetahui konsep-konsep waktu itu. Mengapa hal ini terjadi? Karena memang binatang peliharaan hidup untuk masa sekarang. 

Hal ini yang kemudian aku sendiri sadari bahwa kecerdasan memiliki peran dan mampu untuk memetakan masa depan atau mensimulasi hal apa yang akan terjadi di masa depan.

Jadi percobaannya seperti ini, ada dua orang dimana yang satu memiliki IQ rendah, yang satu IQ tinggi. Kita tempatkan mereka di ruangan yang sama dan beri mereka pekerjaan yang sama yaitu merampok bank. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Biasanya pada orang-orang yang ber-IQ rendah akan melakukan pekerjaan mereka yang merampok bank tadi dengan cara yang sebaik-baiknya. Dari mulai memetakan kapan waktu merampoknya, alat yang akan digunakan hingga skenario perampokan yang akan dilakukan. Namun, pada orang-orang yang ber-IQ tinggi sudah pasti akan dipusingkan dengan implikasi atau dampak hukum yang akan mengancam mereka kalau mereka melakukan perampokan bank.

Well, intinya apa? Terkadang kita terlalu fokus untuk mendapatkan kesenangan menggunakan cara singkat tanpa berpikir panjang mengenai hal apa yang akan terjadi di masa depan. 

Pada kasus perampok ber-IQ rendah misalnya, mereka hanya berpikir bagaimana caranya bisa merampok bank dan membawa pulang banyak uang. Sedangkan yang kedua daripada tertarik pada kesenangan diawal alias 'punya banyak uang dari merampok bank' dia akan jauh lebih fokus pada dampak kepada mereka di masa depan atas tindakan yang mereka pilih untuk dilakukan. Efek jangka panjang dari marshmallow test ini sendiri menurutku adalah proses penemuan diri. 

Dengan menunda sesuatu yang kita bayangkan dapat memberi keuntungan dua kali lebih besar kalau kita bersabar, maka kita akan menemui makna atas sabar, kemampuan bertahan hingga hal-hal baik apa saja yang akan terjadi di masa depan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun