"Do something today that your future self will thank you for."
- Sean Patrick Flanery
      Dari kecil pasti kita selalu dibiasakan untuk bekerja keras atau sebaik mungkin entah oleh orang tua, guru atau orang yang mengatakan peduli kepada kita dengan alasan, "agar kita sukses di masa depan".Â
Pemikiran ini tentu saja bagi kamu yang pernah mengalami ini akan terbawa hingga dewasa dimana misal kamu sukses nih ya ketika udah dewasa, merasa bahwa itu adalah hasil kerja kerasmu selama ini. Atau kamu menemui ada orang lain yang tidak sukses ketika dewasa dan beranggapan bahwa karena mereka tidak bekerja keras untuk mencapai kesuksesan.Â
Apakah itu benar? Ada benarnya, tapi tak sepenuhnya. Pernah gak sih, kita berpikir ada gak ya cara memprediksi kesuksesan seseorang di masa depan? Kalau aku sendiri, ketika mengajar anak-anak di TK hanya dapat sekedar mendoakan anak-anak yang aku ajar bisa sukses di masa depan meskipun aku tidak tahu mereka akan benar-benar sukses atau tidak.Â
Ternyata berkenaan prediksi ini terdapat cara ilmiah yang bisa digunakan oleh guru, orang tua, atau mungkin siapapun yang hendak mencoba untuk mengetahui pola pikir seseorang dimana hal tersebut memiliki pengaruh atas bagaimana kesuksesan dia di masa depan. Well, salah satu cara yang bisa dijadikan opsi untuk memprediksi ini dikenal dengan istilah Marshmallow Test yang mana merupakan salah satu tes dalam ilmu Psikologi yang biasanya memberikan korelasi antara pemikirannya sekarang dengan prediksi kesuksesan mereka di masa depan. So, kalau kamu penasaran berkenaan dengan hal ini, maka aku sarankan kamu untuk membaca tulisan ini hingga selesai agar kamu mendapatkan insight atas apa yang aku bagikan.
 Marshmallow test ini adalah salah satu penemuan dari salah satu Profesor dari Stanford University yaitu Walter Mischel pada tahun 1960 dan dia jadikan sebuah buku dengan judul "The Marshmallow Test : Understanding Self-control and How To Master It".
 Marshmallow test awalnya dilakukan kepada anak-anak dimana dalam percobaanya dapat menghasilkan dua teori berbeda tentang hal apa yang bisa membuat anak-anak sukses. Tes ini sebenarnya juga memiliki korelasi dengan kesuksesan hidup. Percobaannya seperti ini, misalnya terdapat anak-anak, lalu kamu bertanya dengan memberikan pilihan kepada mereka. Pertama, apakah anak ingin marshmallow sekarang tapi dapat hanya satu atau mendapatkan dua marshmallow tapi harus menunggu untuk beberapa jam dari sekarang?
Well, pada anak-anak yang ingin marshmallow sekarang, maka mereka cenderung menginginkan jalan pintas atau istilah lainnya dalam buku dari Mischel adalah Quick kill. Anak-anak ini cenderung tidak mau melakukan kerja keras dan menginginkan cara cepat dengan yaudah ngambil marshmallow yang benar-benar nyata ada saat itu. Tetapi, pada anak yang memilih untuk menunggu beberapa jam tadi, dia bisa mendapatkan dua marshmallow. Anak-anak tadi berpikir kalau mereka bisa bertahan, ada hadiah yang akan menunggu dimana mereka tidak akan mengambil jalan pintas. Kita bisa menganggap hal ini sebagai bentuk ujian kepada anak-anak dimana nantinya kita dapat melacak mereka waktu demi waktu.Â
Contohnya gini, kita jadi bisa memprediksi mereka akan lebih sukses, memiliki tingkat perceraian yang lebih rendah di masa depan, pendapatan yang lebih tinggi, status yang lebih tinggi di masyarakat yang mana semua itu biasanya akan diraih dengan kita menunda kepuasan kita sekarang untuk mendapatkan hal yang lebih memuaskan di masa depan. Sama seperti marshmallow tadi, sekarang tapi mendapatkan satu, menunggu tapi dapat lebih dari satu. Jadi dapat kita sadari Bersama kalau salah satu kunci sukses dalam hidup adalah itu. Tes ini jangan hanya diyakini sebagai sains saja, yapi ambil pelajarannya bahwa jangan suka mengambil kesenangan yang instan tanpa mau menunda untuk kepuasan yang lebih luar biasa.