Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Kenali Penyebab Tantrum dengan Metode HALT

25 Januari 2023   20:21 Diperbarui: 26 Januari 2023   10:01 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak tantrum (Sumber: shutterstock dari kompas.com)

Kedua, angry atau marah. Dalam praktiknya, seorang anak akan cenderung mudah marah memang bahkan untuk hal-hal yang sangat sederhana. Hal ini wajar, karena memang pada usia yang masih dini mereka secara fitrah memiliki sikap egosentris. Sehingga yang perlu dilakukan orang tua ketika mengetahui anak memang tantrum karena alasan marah karena memang sudah memastikan anak tantrum ketika masih dalam keadaan kenyang adalah dengan mencoba menenangkan anak. 

Salah satu cara paling ampuh berkenaan dengan hal ini adalah dengan memeluk anak tanpa bertanya alasan mengapa mereka menangis. 

Biarkan dalam beberapa saat dengan kondisi masih memeluk anak untuk anak mengeluarkan emosinya. Ketika tantrum anak dibersamai oleh tindakan impulsif seperti memukul maka yang perlu orang tua lakukan adalah menahan perilaku tersebut seperti memegang tangan anak untuk berhenti memukul. 

Setelah anak tenang, apabila ia sudah bisa berbicara, orang tua baru bisa tanyakan alasan mengapa anak menangis dengan tenang. Ketika anak sudah selesai mengungkapkan perasaannya, baru orang tua bisa menasehati dengan cara yang baik tanpa menyakiti anak baik melalui perkataan atau lewat tindakan.

Ketiga, lonely atau merasa sendirian. Coba deh aku mau nanya, apa yang kamu rasain ketika ngerasa orang tua kamu selalu tidak memiliki waktu untuk membersamaimu? Misalnya, terlalu sibuk kerja atau terlalu disibukkan dengan urusan atau barang lain seperti gadget. 

Pasti, kamu akan bersedih kan? Bisa saja mengungkapkan dengan menangis, marah, atau diam saja. Tapi, akan berbeda ketika hal ini terjadi pada anak usia dini. Ketika anak merasa sendirian, tentu saja yang menjadi fokusnya adalah bagaimana caranya agar mendapatkan perhatian dari orang tuanya. 

Termasuk di dalamnya adalah tantrum sebagai alternatif yang mereka miliki. Jadi, tak selalu anak tantrum adalah karena ia lapar atau marah, tapi justru karena ia ingin diperhatikan karena berada di posisi merasa sendirian. 

Hal ini sering terjadi kepada orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan dan yang bertugas mengasuh anak adalah baby sitter. 

Ketika malam dan bertemu orang tuanya anak justru tantrum karena sebenarnya saat itu ia mengekspresikan kesendiriannya. 

Masalahnya sebenarnya terletak kepada banyak orang tua yang belum teredukasi dan mengira anak tantrum karena lapar, marah atau bahkan melabeli karena anak cengeng. Padahal, yang anak butuhkan sebenarnya adalah peluk hangat dan perhatian dari sosok orang tuanya.

Terakhir, tired atau lelah. Berkenaan dengan hal ini sudah jelas dan sering terjadi ketika anak sudah bermain dalam waktu yang lama dan ketika anak berada di posisi jenuh dengan permainannya mereka akan tantrum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun