Meskipun bacaan yang ia miliki berat bagiku, aku coba untuk menanyakan isi dari salah satu buku karya Yuval Noah Harari, dan penjelasan yang ia berikan kepadaku begitu mudah untuk aku cerna dan pahami.Â
Aku tanyakan lagi satu buku, dia kembali menjelaskan dengan cara yang masih sederhana. Tentu, hal ini merupakan kelebihan yang temanku miliki.
Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya tentang bagaimana dia belajar untuk mendeskripsikan sesuatu yang kompleks dengan begitu mudahnya, dan dia menjawab kalau dia terbiasa menggunakan teknik feynman.Â
Nah, dalam tulisan kali ini, aku hendak membagikan kepadamu mengenai teknik yang satu ini. Well, kalau kamu penasaran maka aku sarankan kamu untuk membaca tulisan ini hingga selesai agar kamu mendapatkan insight atas apa yang aku bagikan.
Pertama, dia menceritakan kepadaku awal mula mengenal dan mempraktikkan teknik ini. Saat itu, dia suka sekali mengikuti lomba debat dari SMA dimana dalam lomba debat salah satu keterampilan yang perlu untuk dimiliki seseorang adalah berpikir cepat diimbangi oleh public speaking yang bagus. Ketika kelas 10 SMA, dia selalu gagal dan tidak pernah menang satu lomba pun.Â
Sempat putus asa dalam beberapa saat, temanku ini perlahan bangkit dan mulai mengevaluasi dirinya dengan menonton video-video kegagalan dia pada tiap lomba yang diikuti.
Akhirnya, dia pun sadar bahwa kemampuan untuk berpikir cepat dan public speaking yang bagus tidak cukup, ia harus berpikir dan public speaking cerdas.Â
Temanku ini menyadari bahwa seringkali argumen yang ia paparkan ketika lomba itu berbelit-belit dan sulit untuk dipahami oleh lawan bahkan juri.Â
Tentu saja, hal ini sangat tidak menguntungkan. Karena memang temanku ini banyak terinspirasi dari kalimat yang digunakan dalam buku-buku yang ia baca sejak SMA dimana begitu baku, statis dan sama sekali tidak sederhana maka ia menemui salah satu teknik yang menolongnya hingga bisa selalu menang ketika berlomba sampai saat ini yaitu teknik feynman. Sebuah teknik untuk dapat menjelaskan suatu konsep yang kompleks dengan begitu sederhana dan mudah untuk dipahami.
Temanku menjabarkan bahwa teknik ini berasal dari seseorang yang Bernama Richard Feynman, seorang Fisikawan teoritis yang memiliki begitu banyak penghargaan termasuk Nobel Fisika pada tahun 1965 untuk teori elektrodinamika quantum yang ia kembangkan bersama temannya.Â
Jelas, temanku sangat antusias ketika menceritakan hal ini karena memang ia suka fisika. Hal yang membuat Feynman unik adalah ia jenius dalam menjelaskan konsep-konsep yang kompleks dengan mudah.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!