Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Learning Poverty Anak Indonesia Masih Tinggi? Ini Cara Mengatasinya

22 Juni 2022   09:40 Diperbarui: 22 Juni 2022   17:35 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Indonesia Belajar di Sekolah. Sumber: UNICEF.org

Kedua, rutin membaca disertai diskusi.

Hubungan antara membaca dan diskusi ini menurutku seperti makanan dengan lauk tanpa sayuran. Ia hanya mengenyangkan namun tidak menyehatkan. Dengan hanya membaca tanpa disertai diskusi, pemahaman anak hanya akan terfokus pada apa yang dia baca saja tanpa mengetahui bagaimana pandangan orang lain atau pendapat lebih luas berkenaan dengan apa yang ia baca. 

Diskusi disini tidak selalu harus berat. Diskusi ringan misal anak membaca dongeng tentang kancil mencuri timun. Kebanyakan anak diberikan pemahaman akan kecerdikan kancil dapat mengelabui petani, maka bisa diajak dengan diskusi mengenai kalau anak menjadi petani, bagaimana perasaan anak bila tahu tanamannya dicuri tanpa izin? Hal ini juga akan mengasah anak untuk berpikir lebih luas.

Ketiga, mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya.

Yang satu ini cukup menarik karena terdapat sebuah penelitian dimana sebenarnya otak memiliki waktu-waktu tertentu untuk dapat lebih efektif mengingat sesuatu. Sayang sekali apabila apa-apa saja yang sudah dipelajari dan dipahami justru mudah menguap dan dilupa. 

Penelitian itu sendiri dilakukan oleh Dr. Jane Oakhill, seorang Psikolog Sussex University di Inggris dimana terdapat sejumlah eksperimen yang membuktikan bahwa manusia memiliki dua tipe memori yaitu deklaratif dan semantik. Memori deklaratif berhubungan dengan kegiatan mengingat sesuatu secara mendetail dimana lebih cocok dilakukan pada pagi hari. 

Sedangkan siang dan sore hari, otak memiliki kemampuan lebih condong pada memori semantik. Contohnya, menggabungkan berbagai informasi yang lama dengan yang baru dimana semakin memperdalam pemahaman kita terhadap sesuatu tersebut.

Keempat, Mempelajari hal baru.

Sama seperti halnya apa yang aku lakukan ketika menulis tulisan ini, aku tidak mendapatkan ini didalam kelas perkuliahan, namun justru diluar. Dari sini aku kemudian sadar bahwa ruang kelas atau kuliah terkadang tak selalu mendukung semangat kita mencari tahu isu terkini bahkan kalau itu sejalan dengan bidang yang kita pelajari. 

Semakin luas ruang kita belajar, maka sudah seharusnya semakin luas pemahaman dan semangat kita dalam mengetahui suatu hal yang baru. Para orang tua atau guru sudah seharusnya tidak selalu melakukan pembelajaran di dalam kelas atau rumah, seringlah mengajak anak di alam terbuka dan berpendapat atas apa yang mereka lihat dan rasakan.

Terakhir, Memiliki ekspektasi tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun