Misalnya, ketika orangtua dan anak tengah berjalan-jalan di pusat perbelanjaan lalu anak menginginkan sebuah mainan karena benar-benar menyukainya dan orangtua membelikan mainan tersebut sebagai bentuk hadiah karena anak telah berperilaku baik, maka itu disebut sebagai rewarding.
Lain halnya apabila ketika sedang berjalan-jalan lalu anak merengek hingga tantrum, lantas orangtua memberikan mainan dengan harapan anak harus tenang dan diam, maka itu adalah contoh dari bribing alias penyogokan.Â
Dari sini saja, bisa kita lihat bahwa alasan yang mendasari rewarding dan bribing adalah berkebalikan, yakni positif dan negatif.Â
Kedua, Bergantung pada suasana hati orangtua.
Kembali menilik contoh sebelumnya, maksud dari bergantung pada suasana hati orangtua di sini adalah tentu saja ketika alasan orangtua melakukan rewarding adalah menimbulkan perasaan positif, maka itu disebut sebagai rewarding. Pun sebaliknya, biasanya dilakukannya bribing terhadap anak adalah dibarengi dengan perasaan negatif pada orangtua.Â
Bisa saja seperti orangtua bingung bagaimana untuk mendiamkan anak secara instan itulah mengapa kemudian menyogok anak dengan mainan, atau perasaan negatif lainnya.Â
Ketiga, Berkaitan dengan perilaku anak
Seperti yang sudah aku mention di atas, biasanya pemberian reward ini dilakukan dikarenakan anak telah berbuat hal baik. Sedangkan apabila sebuah hadiah diberikan dikarenakan anak berlaku kurang baik atau dengan keinginan anak berlaku buruk tersebut, maka itu disebut dengan bribing.Â
Orangtua telah menyuap anak apabila memang benar begitu. Sebenarnya banyak sekali contoh reward yang bisa orangtua berikan tanpa selalu memberikannya dalam bentuk barang, sebut saja pujian.Â
Hal sederhana seperti ini juga penting untuk diberikan kepada anak ketika ia berperilaku baik. Dan nasihat yang mendidik apabila anak berperilaku yang kurang menyenangkan.Â
Keempat, efek pada perilaku anak