Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Tanah Tanpa Tuan

21 Mei 2021   20:29 Diperbarui: 21 Mei 2021   20:51 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Diammu adalah tanda keberpihakanmu pada sisi kedzoliman"

-Puja Nor Fajariyah

Aku ingin menuliskan sebuah cerita yang kalau kamu baca sebelum tidur, semoga saja menggugah pikir dan jiwamu untuk teringat akan kodratmu sebagai manusia. Dimana, manusia selayaknya menjadi sosok yang mengedepankan rasa.  Alasan mengapa manusia menjadi lebih istimewa derajatnya daripada makhluk Tuhan lainnya. Adanya akal sebagai anugerah dari Tuhan, adalah untuk manusia dapat berpikir mengenai bagaimana mengelola diri dan hati dengan seharusnya. 

Ini adalah sebuah cerita yang terinspirasi dari apa yang terjadi pada saudaraku yang berada nun jauh disana, di sebuah tanah yang begitu istimewa bernama Palestina. Sebuah dongeng tentang tanah mereka yang dirajah oleh binatang yang sudah mati rasa. Aku menulis ini tentu saja tidak untuk maksud apa-apa selain mencoba mengekpresikan isi pikirku menjadi deret dan baris aksara. Selamat membaca. 

Banyak yang geram, tak hanya aku saja ketika sudah disinggung kisah atau berita tentang sebuah tanah bertuan yang telah lama dijejaki binatang tak berperasaan. Datang tak diundang, namun berlagak layaknya si pemilik lahan. Ini mengenai sebuah negeri yang didamba banyak orang untuk dapat datang. Betapa tidak, menawan isi dalamnya, suci tanah dan manusianya,  cukup untuk menjadi alasan  mengapa banyak pikiran hendak menyisihkan kesempatan. 

Namun, sekali lagi itu ada sebelum tanah itu dijejaki binatang-binatang yang enggan pulang. Sebelum tanah bertuan yang semula damai, disulap oleh keadaan menjadi sebuah medan peperangan. Tempat dimana keadilan sukar didapatkan. Tempat dimana siksa, paksa, aniaya terjadi dimana-mana dan menyesakkan. Kalau kamu bertanya mengenai siapa yang menjadi dalang, tentu saja ini ulah si binatang. Ulah para zionis jahannam. 

"Ah, jangan berlagak peduli kau!"

Mungkin banyak yang berpikir demikian lalu memilih untuk diam. Tapi sebenarnya diam justru juga termasuk pada keberpihakan atas kejahatan. Bayangkan saja, kamu tengah berada di rumahmu dengan tenang, tiba-tiba ada orang mengetuk pintu tanpa mengucap salam. 

"Tok, tok, tok,"

Kamu berlari kearah pintu karena menganggap itu adalah seorang tamu yang datang. Manusia pemilik tanah itu tahu bahwa memuliakan tamu adalah wajib untuk dilakukan. Melihat siapa yang datang, ia mengajak si tamu tadi masuk. Awalnya, si tamu masih berlagak biasa. Keduanya bertukar sapa, cerita, dan tentu saja sukacita. Sampai pada akhirnya, diamini berjalannya waktu, si tamu akhirnya ketahuan belangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun