"Youth always tries to fill the void, an old man learns to live with it"Â (Mark Z. Danielewsk)
Kemarin, aku melakukan perjalanan ke rumah salah satu orang teman dan karena rumahnya yang cukup jauh dari rumahku, beberapa kali aku berhenti untuk sekadar melepas penat.Â
Di beberapa titik berhenti, aku memilih berhenti di sebuah jembatan yang mana di bawahnya mengalir sungai.Â
Aku menatap ke bawah jembatan, memandang air sungai yang arusnya cukup deras karena memang akhir-akhir ini curah hujan di Sumenep memang cukup tinggi, dan sejenak terbersit pemikiran di otakku untuk melompat ke bawah.Â
Entah mengapa, sejenak alam bawah sadarku seolah memberikan aba-aba. Namun, beberapa saat setelahnya aku justru mundur beberapa langkah alih-alih benar-benar melompat mengikuti sinyal yang diberikan oleh otak. Adakah dari kamu yang juga mengalami hal serupa?
Pernahkah kamu berkunjung ke suatu tempat yang tinggi, kamu melihat ke bawah dan memiliki perasaan ingin melompat? Atau ketika kamu sedang menyetir mobil memiliki perasaan ingin tancap gas dan menabrak semua mobil yang ada di depanmu? Atau misalkan kamu memiliki hewan peliharaan, kamu sedang memandikannya dan kamu memiliki pemikiran untuk menenggelamkannya?Â
Kalau dipikirkan, apakah ini termasuk pemikiran bunuh diri atau kamu sedang dirasuki oleh sesuatu untuk berbuat jahat?Â
Oh, tidak. Sebenarnya, itu bukan pikian bunuh diri. Setidaknya, perasaan itu bukan didasari oleh keputusasaan. Karena tentu saja penasaran, aku mencoba untuk mencari jawaban atas perasaan "aneh" yang baru saja aku rasakan.Â
Dan ternyata, hal ini memiliki jawaban ilmiah yang dinamakan sebagai "call of the void" atau secara harfiah merupakan terjemahan dari bahasa Perancis dari "L'Appel du Vide" yang artinya adalah "Panggilan Kehampaan".
Call of the void adalah perasaan ketika sepersekian detik kamu ingin melakukan sesuatu yang sifatnya membahayakan bagimu tanpa didasari oleh kesadaran secara penuh.Â