Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - MedPsych Student at VUW New Zealand | LPDP Scholarship Awardee

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Saat Hidup Berjalan Tak Sesuai dengan Harapan, "Adjustment Disorder" Rawan Menjadi Teman

20 Februari 2021   17:52 Diperbarui: 21 Februari 2021   13:17 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Foto oleh Kat Jayne dari Pexels

Life is a series of adjustments; You can make changes along the way, but if you didn't start moving forward you'll never get anywhere!

-- Kimora Lee Simmons

Pernah tidak sih kamu menonton film yang didalamnya itu menunjukkan adegan seseorang yang memiliki gejala gangguan traumatis terhadap sesuatu? 

Atau, pada kisah masa lalu di pemeran ini ia memiliki kenangan buruk atau tidak mengenakkan terhadap sesuatu dan tetap menghantui psikisnya hingga dewasa? Apakah kamu pernah menemui film yang memunculkan adegan tersebut?

Jujur saja, aku berkeinginan untuk menulis ini setelah tadi pagi iseng saja aku membuka netflix dan menonton salah satu web drama yang sudah pernah aku tonton sebelumnya. 

Web drama ini sebenarnya diangkat dari kisah di webtoon, judulnya adalah Love Alarm 1. Web drama ini dibintangi oleh Kim Soo Hyun  sebagai Kim Jo-Jo, Jung Ga Ram sebagai Lee Hye-Yeong dan Song Kang sebagai Hwang Sun-Oh. 

Sebenarnya web drama ini adalah sebuah web drama bergenre romantis roman picisan ala-ala anak SMA, tapi fokusku terpecah ketika menonton kembali web drama ini tadi pagi. 

Beberapa pekan ini aku bisa dibilang sedang tertarik membaca buku dan beberapa jurnal penelitian yang berhubungan psikologi abnormal. 

Dan berdasarkan apa yang aku baca dan pelajari, ada perangai atau tingkah laku dari salah satu pemeran di web drama tersebut yang menunjukkan salah satu gangguan emosi yang terjadi pada manusia. Dan, gangguan emosi tersebut diperankan atau dimunculkan dalam karakter Jo-Jo. 

Sebenarnya, bukan kemudian melakukan self-diagnose ya, tetapi berdasarkan apa yang coba dilihat dan berdasar pada beberapa literatur seputar psikologi dan psikiatri, terdapat beberapa tanda atau gejala bahwa Kim Jo-jo mengalami yang namanya Adjustment Disorders alias gangguan penyesuaian. 

Penguatan mengenai hal tersebut beberapa kali dimunculkan di sepanjang episode 1-8 dari web drama ini sendiri. Di mana dari mulai Jo-jo kecil yang mengalami kecelakaan di rumahnya yaitu kebakaran dan menyebabkan ia hidup sebagai yatim piatu. Kemudian keadaan dimana ia lari sendirian di pulau Jeju dengan begitu ketakutan dan beberapa adegan lainnya. 

Meskipun karakter Jo-jo diperankan sebagai seorang perempuan yang kuat dan sabar, namun di beberapa kesempatan, rasa traumatis dan cemas yang ia rasakan dalam alam bawah sadarnya memuncak sehingga menimbulkan reaksi perilaku yang tidak bisa ia kontrol sepeti berhalusinasi, berteriak, sesak napas, dan lain-lain walaupun usianya bisa dibilang sudah dewasa. 

Hidup memang penuh dengan banyak sekali peristiwa. Dari mulai yang sangat menyenangkan hingga yang sangat menyedihkan. Dari peristiwa-peristiwa yang kita alami, timbullah stres. 

Dalam beberapa tulisanku sebelumnya, beberapa kali aku menyinggung mengenai stres atau gangguan depresi ini sendiri. 

Nah, dalam tulisanku kali ini aku hendak menuliskan hal lainnya yang bisa dikatakan itu adalah biang untuk memicu stres seseorang serta bisa juga kita memang tidak bisa berteman dengannya setiap hari.

Well, coba deh dibayangin, "Apa jadinya kalau stres tidak bisa berteman dengan kita?" "Apa jadinya apabila apa yang Jo-jo rasakan dan alami, kita juga sebenarnya pernah atau sedang mengalaminya?" Jelasnya.

Kali ini aku hendak berbagi sedikit apa yang aku ketahui mengenai adjustment disorder alias gangguan penyesuaian ini. So, kalau kamu penasaran, kamu bisa membaca tulisan ini hingga selesai agar mendapatkan insight atas apa yang aku bagikan. 

Mengutip dari Psychology Today, Adjustment disorder ini adalah reaksi meledak yang timbul terhadap peristiwa hidup yang membuat stres yang berlangsung dalam kurun waktu minimal tiga bulan sejak awal kemunculan stressor. 

Peristiwa yang bisa membuat stres bisa berbentuk pengalaman traumatis seperti bencana alam atau kecelakaan kendaraan dengan cedera yang serius atau peristiwa non traumatis seperti putus cinta atau transisi pada awal masuk perkuliahan. 

Dan kalau kaitannya dengan cerita Jo-jo, maka stressornya adalah keadaan atau pengalaman dimana ia hampir saja meninggal karena kebakaran dan keadaan dimana ia menyaksikan kedua orangtuanya meninggal di depan matanya sendiri.

Tentu saja, bagi seorang Jo-jo yang di kisahnya pada waktu itu masih berumur 8 tahun, akan susah untuk menghilangkan memori jangka panjang tersebut dengan percuma. 

Diperlukan healing, waktu serta proses yang instensif untuk dapat mengobatinya. Apalagi ini perkara kesehatan mental dan kondisi psikis atau jiwa, tidak bisa main-main atau asal untuk mengobatinya.

Kembali ke pembahasan mengenai Adjustment Disorder, biasanya bentuk reaksi maladaptif pada seseorang tersebut ditandai dengan penurunan yang signifikan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lainnya. 

Seperti dalam fungsi akademik, atau ditandai dengan distres emosional yang melebihi batas normal dalam mengatasi stressor. Atau biasanya akan berpengaruh pada kondisi fisik yang tiba-tiba nge-down atau bahkan tidak menutup kemungkinan untuk seseorang tersebut melakukan self-harm atau menyakiti diri sendiri.

Adjustment Disorder ini sendiri memiliki beberapa macam ditandai dengan ciri-ciri yang melekat padanya. Diantaranya, adalah gangguan penyesuaian dengan mood depresif, gangguan penyesuaian dengan kecemasan, gangguan penyesuaian dengan gejala campur antara kecemasan dan mood depresif.

Atau, gangguan penyesuaian dengan gangguan perilaku, gangguan penyesuaian dengan gejala campuran antara gangguan emosi dan perilaku, dan yang terakhir adalah gangguan penyesuaian tak tergolongkan. 

Dari semua jenis gangguan penyesuaian tersebut, yang termasuk dalam ciri utama yaitu perilaku maladaptif akibat stressor yang dirasakan. Teruntuk kamu yang membaca tulisan ini, kita tidak bisa memungkiri perubahan yang terjadi dalam hidup kita. 

Dan dalam setiap perubahan itu, kita dituntut untuk menyesuaikan diri dan bijak dalam menyikapi hal yang tadi terjadi. Kesedihan dan kesenangan akan terus berjalan beriringan, timbul silih berganti. Apapun yang terjadi, percayalah itu adalah yang terbaik untuk kamu 

American Psychiatric Association, juga mengamini bahwasanya orang-orang yang memang tidak bisa dealing dengan stres, cemas, atau ketakutan berlebihan yang mereka rasakan, memiliki peluang besar untuk mengalami adjustment disorder ini.

Bahkan, bisa saja mereka sudah mengalami hanya saja tidak sadar. Oleh karena itu, dengan adanya tulisan ini harapannya kamu yang membaca semakin aware akan pentingnya menjaga kesehatan mental, selalu hidup dengan positif, mindful dan lain-lain. 

Namun, yang perlu digarisbawahi adalah, jangan jadikan tulisanku ini sebagai alasan atau pembenaran untuk kamu dapat melakukan self diagnose ya. 

Tetap, untuk dapat memberikan justifikasi atau pelabelan mengenai kondisi kejiwaan seseorang adalah para profesional. Jangan pernah takut atau ragu untuk pergi ke profesional ketika kamu sendiri merasa bahwa kamu memerlukan orang lain untuk bisa membantumu. Barangkali, ada temanmu yang mengetahui kondisimu dan ia membantumu. 

Tapi percayalah, kalau temanmu bukan seorang yang ahli dalam hal ini, maka ya temanmu adalah tempat untuk sekedar melepas sedikit dari sekian banyak beban kejiwaan yang kamu rasakan. 

The art of life lies in a constant readjustment to our surroundings.
-- Kakuzo Okakura

Dengan bercerita atau berbagi masalah dengan profesional, maka nantinya kamu akan mendapatkan solusi atas apa yang kamu butuhkan. 

Di setiap tulisanku, aku selalu menekankan hal ini, yaitu yuk kita jaga kesehatan mental kita. Karena dengan mental yang sehat akan tercipta kepribadian yang sehat. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun