Jadi, meskipun raga Jugyeong dalam cerita dramanya diambil oleh Suho, tetapi jiwa Jugyeong masih tetap dicintai oleh Seojun. Maka tidak heran, karakter second lead selalu dianggap sebagai orang-orang yang tangguh dan kepribadiannya selalu memberikan banyak pelajaran bagi para pembaca cerita atau penonton sebuah film dengan catatan cerita atau film tersebut adalah membahas mengenai romansa atau terkait cinta.
 Mencintai itu adalah tentang memberikan rasa nyaman dan kasih sayang dengan sepenuhnya terhadap ia yang kita taruh ketertarikan terhadapnya. Bukan tentang bagaimana harus memaksakan perasaan ketika kita tidak mendapatkan balasan. Tak apa menjadi seperti sosok Seojun daripada harus tenggelam dengan rasa benci dan harus terpaksa meninggalkan padahal sebenarnya enggan. Tak ada salahnya untuk belajar mengikhlaskan meskipun begitu berat untuk dilakukan.Â
Sekali lagi, jangan sampai hanya karena perasaan cinta kita yang terlalu dipaksakan justru membuat orang lain bahkan orang yang kita cintai justru merasa tidak nyaman dan dekat dengan kita saja merasa enggan. Bijaklah dalam mencintai dan berurusan dengan perasaan cinta.Â
Tak apa terjebak dalam cinta platonis sembari menunggu waktu yang tepat kita untuk menyambut gayung dari cinta kita yang sebenarnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H