Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

"The Nova Effect", Apakah Kita Ditakdirkan Bernasib Buruk?

4 Desember 2020   00:38 Diperbarui: 7 Desember 2020   21:56 2138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Foto oleh John Zook dari Pexels

"Coba aja aku daftar di organisasi ini, coba aja aku berani menyatakan perasaan ke dia, atau coba aja aku bisa dapet pekerjaan"

Kata "Coba aja" atau seandainya itu adalah salah satu kata yang susah untuk dipertanggungjawabkan karena kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Jadi ya, kata seandainya akan tetap menjadi kata seandainya. Yang kedua, kita juga tidak bisa beneran tahu kalau apakah yang kita andai-andaikan itu akan berdampak baik atau buruk. 

Ya kita gak tau aja gitu kalau misalnya kita menyatakan perasaan ke orang yang kita suka itu kemaren, apakah hubungan kita akan baik-baik saja, atau misalnya kita lolos SBMPTN, apakah misalnya pengalaman kita akan bagus? Nah, seperti itu. 

Coba bayangkan seperti ini, seandainya kamu sepuluh kali ditolak melamar kerja, terus kamu melamar bersama dengan dua puluh orang lainnya dan kamu adalah satu-satunya orang yang gagal, apakah itu akan selamanya menjadi nasib buruk untuk kamu? Jangan-jangan ketika kamu ditolak, itu akan menjadi awal mula kamu dengan karir baru. 

Kisah ditolak dilamar kerja tadi sebenarnya adalah kisah dari Jack Ma, pendiri Alibaba yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Asia. 

Bayangin kalau misalnya Jack Ma merasa yang dialami sebelumnya itu nasib buruk, kira-kira apakah dia kepikiran untuk mendirikan Alibaba? Well, gak tau ya. Tapi coba saja katakan misalnya Jack Ma itu keterima di Kfc apakah dia juga akan mendirikan Alibaba? 

Nah, kita gak akan pernah tau ya. Makanya, kali ini aku akan membahas mengenai nasib dan bagaimana misalnya selama ini bisa jadi hal yang menurut kamu buruk itu gak selamanya buruk seperti Jack ma tadi, dia ditolak kerja tapi bikin perusahaan terbesar di Asia. Makanya kamu harus baca tulisan ini sampai habis supaya kamu bisa mendapatkan insight dari apa yang aku tulis.

Berbicara mengenai nasib buruk, ada satu cerita yang ingin aku ceritakan ke kamu. Nama ceritanya adalah The Nova Effect, cerita ini adalah sebuah cerita yang pertama kali disampaikan oleh sebuah channel YouTube bernama "Pursuit of Wonder.

Cerita ini sebenarnya bermula dari seekor anjing bernama Nova dan pemiliknya namanya Erick. Suatu hari Erick kehilangan Nova ketika sedang jalan-jalan santai dan ketika Nova hilang, ya Erick hanya bisa merasa sedih dan terus mencari-cari si Nova. 

Nah terus ketika di pagi hari, Erick bangun tidur dan mendengar suara ketukan pintu di rumahnya dan menemukan perempuan cantik bernama Vanessa dan membawa Nova pulang. Dan disitu dia mulai mengenal Vanessa dan semakin hari semakin dekat dengan dia dan pada akhirnya keduanya berkomitmen untuk menjalin hubungan. 

Pada suatu hari ketika Erick mengendarai mobil untuk mengajak Vanessa untuk kencan, ia mengalami kecelakaan dan diminta oleh dokter untuk melaksanakan CT-Scan untuk mengecek cedera di bagian kepala. Dan ketika hasil CT-Scannya keluar, dokternya mengatakan kepada Erick,

 "Kamu mau mendengar kabar baik atau kabar buruk terlebih dahulu?" 

Setelah berpikir keras, Erick memutuskan untuk mendengar kabar baik terlebih dahulu. Dan, dokter mengatakan bahwa telah ditemukan tumor di otak Erick dan kabar baiknya ya telah ditemukan tumor di otak Erick.

Kenapa hal itu menjadi kabar baik bukan kabar buruk? Dokter menjawab kalau tumornya belum ganas, dan bisa disembuhkan dengan operasi. Beberapa hari setelahnya, operasi pengangkatan tumor berhasil dilakukan dan Erick jadinya sehat. Nah, kita berbicara mengenai nasib tadi, hal apa sih yang bisa kita ambil?

The Nova Effect ini mengingatkan kita bahwa sering kali hal yang kita anggap nasib buruk adalah nasib baik gitu, begitu pula sebaliknya. Sesuatu yang kita anggap baik, itu buruk buat kita. Sederhananya, memang susah untuk menentukan nasib kita itu baik atau buruk. 

Siapa yang tahu kan, bahwa dari kehilangan Nova anjingnya, Erick bisa bertemu dengan jodohnya. Dari ketemu Vanessa juga Erick jadi kecelakaan. Tapi dari kecelakaan, Erick bisa mencegah tumornya bisa menjadi ganas. Siapa tau apa yang selanjutnya akan terjadi? Ya gak ada yang tahu. Wallaahu A'lam ya, hanya Allah yang tahu.

Pandangan mengenai ini sebenarnya sama dengan pandangan seorang filsuf  yaitu Alan Watts. Menurut Watts, seluruh apa yang terjadi di alam semesta adalah integrasi dari proses-proses yang kompleks banget. Kompleksitasnya itu begitu tinggi dan kita tidak bisa mengetahui sesuatu buruk atau baik. 

Kita tidak akan mengetahui apa yang suatu saat nanti akan terjadi, konsekuensi apa yang akan terjadi, alias kita tidak akan pernah tahu takdir akan membawa kita kemana mau itu baik atau sebaliknya. 

Ironisnya memang banyak gitu kan, dari kita yang menyesali takdir kita. Seperti kita tidak lolos ini, kita gagal itu, kita dijahatin lah. Nah, sebenarnya The Nova Effect ini sering kali terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Nasib buruk apa sih yang baru kamu alami? Apakah kamu baru gagal melakukan sesuatu? Apakah kamu baru dipermalukan oleh seseorang? Atau apapun yang baru terjadi dan kamu anggap itu adalah hal yang buruk atau negatif buat kamu?

Bisa jadi kegagalan, keburukan, atau hal negatif yang baru terjadi dan kamu rasakan itu adalah awal dari hal baik yang akan datang dan terjadi kepadamu selanjutnya dimana akan membuat kamu merasa bahagia. 

Kamu yang barangkali awalnya merasa malu, perasaan malu itu adalah awal dari kamu mendapatkan motivasi untuk belajar lebih baik lagi. Sekarang kita sudah sama-sama paham kalau dunia itu memang penuh dengan misteri, kita tidak pernah tahu apakah suatu hal itu akan menjadi baik atau bahkan buruk.

Lantas hal apa yang seharusnya kita lakukan? Pertama, kita harus menjadi lebih optimis. Misalnya, ada hal buruk yang terjadi pada diri kita dan kita terus-terusan mikir, "Coba aku seperti ini," "Seandainya aja aku itu begitu," nah akan menjadi lebih baik kalau kita memandang satu hal positif dari hal tersebut. 

Kedua, menghentikan overthinking yang kita alami. Jadi gini, karena dunia itu sekompleks dan serumit itu, artinya kita tidak perlu mengurusi hal-hal itu. Itulah mengapa kita harus tahu aja tentang hal-hal apa yang bisa kita kontrol. Kita tidak bisa mengontrol hal-hal yang akan terjadi di masa depan. 

So, fokus aja dengan apa yang ada di depan mata kita. Hidup hari ini adalah hidup untuk hal-hal yang bisa kita kontrol. Salah satu hal yang bisa kita kontrol itu adalah usaha kita sendiri. Dan kita memiliki peran yang cukup besar untuk mendatangkan keberuntungan tersebut.

Meskipun tadi aku secara teori sudah memberitahukan bahwa kamu harus selalu optimis dan tidak overthinking, tapi pada prakteknya memang aku amini akan menjadi lebih susah. 

Mungkin kamu memang belum terbiasa untuk melakukannya, atau mungkin kamu sedang dilanda masalah yang membuat kamu terhambat untuk melakukannya. 

Di akhir tulisan ini aku hanya ingin berpesan yang sebenarnya pesan ini juga berangkat dari pesan terhadap diriku sendiri, yaitu dengan selalu optimis dan sebisa mungkin menghindari overthinking dalam sehari-hari, kita bisa menjalani hidup yang lebih tenang dan bisa lebih fokus menjalani hari.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun