Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sex Education, Penting atau Merusak?

8 November 2020   19:28 Diperbarui: 8 November 2020   19:57 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Everyone has bodies, right?"

Ketika kamu sedang nongkrong bersama dengan teman-temanmu, kira-kira hal apa sih yang kamu obrolin? Pasti di setiap pertemanan ada obrolan yang biasanya sering dan selalu berhasil menjadi topik hangat apabila dipantik. Namun terkadang, tak semua topik hangat tadi dapat diterima. Masih ada beberapa topik yang dianggap tabu oleh kalangan kita.

Iya, sebagaimana yang sudah kamu ketahui dari judul, yaitu perihal seks. Sebenarnya mengobrol terkait seks bukan hal yang salah, namun kita harus menambahi sedikit kata di belakangnya yaitu education. Well, lengkapnya adalah perihal sex education.

Bahasan ini dianggap tabu oleh kebanyakan orang. Dan apabila ada orang yang membicarakannya, maka tidak jauh-jauh akan dianggap cabul, porno, dan mesum oleh lingkungannya.  Ya sebab lingkungan yang ada itu masih awam. Padahal sebenarnya hal ini, penting banget.

Dalam tulisan kali ini aku akan sedikit berbagi sih, terkait tiga alasan mengenai mengapa kemudian kita harus terbiasa membicarakan sex education dalam keseharian. Bukan lantas denial terhadap fakta ini. Sebab, berdasarkan data, semakin kesini perkembangan kasus permasalahan seksual semakin banyak dan angkanya dari tahun ke tahun terus saja meningkat.

Bukan lantas menggeneralkan, namun memang secara kebudayaan, Indonesia erat sekali dengan budaya yang masih percaya akan hal-hal atau nilai di masyarakat yang sulit sekali untuk diubah.

Masih banyak lini-lini dalam kehidupan yang belum berpikiran terbuka alias open minded terhadap keharusan melek akan sex education ini. Berbicara lebih jauh, sebenarnya pengenalan sex education ini sudah perlu untuk ditanamkan sejak anak masih berusia dini.

Pada anak usia dini, perihal pendidikan seks bisa dimulai dengan membiasakan anak untuk dapat mempraktekkan toilette training dalam keseharian. Hal ini bisa mulai dilakukan ketika anak sudah dirasa mampu untuk menerima dan memahami perintah orang dewasa.

Selain orientasi praktikal, perlu juga untuk fokus pada hal-hal esensial lain yaitu penanaman kognisi mengenai mengapa alat kelamin antara laki-laki dan perempuan itu berbeda, siapa saja yang boleh menyentuh dan melihat alat kelamin anak, dan kapan saja anak boleh menolak dan berteriak apabila ada orang-orang yang tidak diperbolehkan untuk melihat apalagi menyentuh alat kelaminnya melakukan hal-hal yang dilarang tadi.

Tentu saja, pada level anak usia dini, ini bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menekan peluang terjadinya pelecehan seksual terhadap anak. Namun, sayangnya memang sedikit sekali orangtua yang menganggap hal ini sebagai sebuah edukasi yang perlu ditanamkan sejak dini dalam diri anak.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan si anak atau kita dulu yang tidak dibekali sex education ini kemudian mendewasa? Bukankah kemudian hal ini membuka kemungkinan si anak atau kita untuk lebih rentan terjerumus dalam banyak kasus seksual? Apakah sudah terlambat untuk mengedukasi anak atau diri kita sendiri saat sudah bukan anak-anak lagi? Nah, oleh karena itu, yang ingin lebih aku bahas adalah bagaimana kita harus mengambil sikap atau memposisikan diri mengejar kekurangan  pengetahuan kita akan sex education. Apa yang kemudian bisa kita sendiri persiapkan untuk meng-cover hal-hal yang sudah tertinggal tadi.

Okay, akan aku mulai dari bagaimana meluruskan frame first impression perihal sex education. Secara pengertiannya, sex education adalah pendidikan tentang anatomi seksual manusia, reproduksi seksual, sexual intercourse atau aspek lain yang berhubungan dengan interpretasi seksual manusia.

Tapi, yang ingin aku tekankan dalam tulisanku kali ini adalah terkait sisi pendidikannya dimana ini juga menjadi alasan utama mengapa kemudian membicarakan sex education itu penting, mengapa kemudian ngomongin sex yang benar, itu penting!

Oh iya, ada juga sebuah anggapan mengenai sex education yang isinya seperti ini, "Kalau diajarin, nanti pasti bakal nyoba-nyoba buat merasakan hal kayak gitu, Sex education itu merusak bukan mendidik"

Well, terkait dengan anggapan ini, jelas-jelas aku sama sekali tidak setuju. Sebab, cara pandangnya memang sudah berbeda. Dalam cara pandangku, ada 3 alasan yang mendasari mengapa kita perlu untuk belajar dan mengajak sebanyak mungkin orang lain untuk paham akan pendidikan seksual ini sebenarnya seperti apa, nah hal-hal tersebut meliputi,

Pertama, kita harus lebih kritis mengenai seksualitas. Dengan masih banyaknya orang yang menganggap bahwa sex education adalah hal yang tabu terutama di Indonesia, maka informasi yang kita miliki pun menjadi lebih terbatas.

Nah, memang sih meskipun sekarang sudah mendingan, berkat adanya perkembangan teknologi dimana orang-orang sudah bisa belajar secara bebas dan general mengenai hal ini sendiri. Tapi, berbanding dengan adanya hal ini, masih banyak informasi yang ada di internet itu tidak untuk mendidik atau bisa saja hanya sebagai kesenangan belaka.

Kalau sudah seperti ini bisa menjadi bahaya kalau kamu mendapatkan informasi seks yang tidak berdasarkan pada data yang kuat dimana memang karena tidak dimaksudkan untuk mendidik. Misalnya, contohnya adalah video porno yang tersebar di Internet.

Nah, video porno kan sebenarnya ada bukan untuk digunakan sebagai media edukasi ya, mohon maaf sebenarnya. Nah, oleh karena itu dengan belajar sex education dari sumber yang terpercaya, kamu bisa menjadi lebih kritis terhadap hal-hal yang berbau seksual tadi.

Kamu pada akhirnya tidak akan memakan mentah-mentah semua informasi yang ada di internet. Kamu bisa membedakan mana yang benar mana yang salah. Dan ini pastinya bisa membantu kamu banget terkait pengambilan keputusan keputusan seksual kamu kedepannya.

Kedua, kamu jadi mengetahui bahwa permasalahan bisa muncul karena seks. Misalnya, apa yang akan kamu para perempuan lakukan jika mengetahui adanya tonjolan kecil di bibir vagina kamu misalnya, mungkin apabila kamu tidak mengetahui, maka kamu akan menganggap hal itu sebagai suatu hal yang wajar. Kamu tidak menganggap bahwa hal itu bisa menjadi sebuah tanda dari permasalahan kesehatan.

Padahal, kalau dilihat secara medis, bisa saja tonjolan kecil yang muncul tadi merupakan gejala dari adanya kanker vulva yang menyerang bagian luar vagina wanita.

Nah, dilihat dari sini kemudian kita tahu kalau sex education menjadi penting sekali untuk ditanamkan ke dalam pengetahuan banyak orang di luar sana. Karena, alat seksual kita juga tidak lepas dari ancaman juga, nah jadi jangan sampai karena obrolannya bersinggungan atau berhubungan dengan kelamin, maka jangan kemudian kamu menghindari bahasan tentang sex education.

Kamu seharusnya tahu bahasan apa yang kemudian bisa muncul di ranah kamu, apa saja tanda-tandanya, dimana kita bisa belajar semua itu dari dasar banget. Dengan mempelajari mengenai sex education ini pula kita bisa lebih mencintai diri kita sendiri, karena tentu saja kita menjadi lebih perhatian dengan apa-apa saja yang terjadi pada diri kita sendiri, khususnya bisa ada hubungannya dengan seksualitas.

Ketiga, kita jadi lebih berhati-hati dalam bertindak. Kita tahu bahwa perkara seks adalah sebuah hal yang ranahnya luas. Aku mengambil contoh saja dari sebuah cerita webtoon yang aku baca, judulnya adalah "Mistake".

Webtoon ini, sebenarnya termasuk sebuah webtoon yang bergenre dewasa namun memang sarat akan informasi mengenai sex education. Kita lihat saja bagaimana pada kalangan anak SMA saja yang belum teredukasi dengan baik mengenai seks dan tetek bengeknya, menjadi mudah sekali mengambil keputusan gegabah sampai berujung pada hamil diluar nikah dan segala konsekuensi yang didapat setelahnya.

Ini hanya penggambaran kecil. Sesuai dengan judul, tentu saja aku menganggap bahwa perihal sex education ini sama sekali bukan sebuah hal yang ketika diajarkan kemudian merusak siapa yang diajarkannya.

Kembali lagi, saat belajar atau mengajari sex education kita tidak boleh hanya mengambil persepsi dari sisi pemahaman kita sendiri, kalau diperlukan, kita juga bisa berdiskusi atau berbagi pandangan dengan orang lain yang sekiranya lebih mumpuni untuk mengedukasi diri kita sendiri.

Semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun