Nah, sekarang gini kalau kamu sudah kerja lembur berjam-jam sampai pusing yang pada akhirnya ketika kamu kerja dan kerjaan kamu berantakan. Itu efektif ga sih? engga gitu kan. Atau ketika kamu lembur berjam-jam hingga kamu capek dan ketika bekerja atau belajar kamu malah kelelahan dan jatuh sakit? Itu efisien tidak? Ya enggak. Terus-terusan bekerja tanpa arah akan membakar habis energi secara fisik dan psikis.Â
Hasilnya, adalah kamu juga kehilangan motivasi untuk bekerja atau belajar.Â
Kamu mungkin akan menganggap kerjaan itu beban juga dan kamu kah kalau sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa burn-out karena kerjaan itu banyak banget membuat permasalah kesehatan fisik dan mental. Jadi, kesimpulannya gini. Kalau kita terus-terusan kerja tanpa arah itu bikin kita gak produktif. Sebab, terus-terusan kerja juga gak selalu sama dengan produktif.
Lalu, gimana caranya agar dapat melakukan pekerjaan yang produktif, efektif, dan efisien?
Aku aku akan sedikit berbagi mengenai apa yang pernah aku baca mengenai prinsip berkerja efektif di buku,  "7 Habits of  Highly Effective People" Karya Stephen R.Covey.
Di dalam buku ini, ada yang namanya prinsip "Sharpen The Saw" yang kalau di Bahasa Indonesia-kan artinya adalah "Mempertajam Gergaji." Maksudnya bagaimana? Agar kamu dapat lebih memahaminya, aku akan berbagi sebuah kisah kepadamu mengenai "Kisah Tukang Kayu."
Alkisah, di sebuah hutan ada dua orang tukang kayu yang datang bersamaan. Tukang kayu yang pertama adalah anak muda dimana dia punya banyak energi. Begitu sampai di hutan, ia langsung aja motong-motongin pohon menjadi kayu dengan gergaji yang ia bawa. Sedangkan tukang kayu yang kedua adalah orangtua yang pasti ketika sampai di hutan ia akan memikirkan dulu segala macam hal mengenai bagaimana caranya memotong pohon. Â Keduanya bekerja, hingga tak terasa hari telah sore.Â
Saat tiba di sore hari, tukang kayu yang muda mau berangkat pulang dan di perjalanan ia kaget melihat hasil potongan kayu si orantua tadi. Kok jauh lebih banyak daripada miliknya? Padahal dia mulai memotong duluan dan dia juga selesai terakhir, tanpa istirahat pula pas motong kayu.Â
Karena penasaran, ia kemudian bertanya kepada si tukang kayu tua, dan ternyata jawabannya adalah, si tukang kayu tua tadi tidak terburu-buru untuk memulai bekerja. Dia mempersiapkan dulu gergajinya, dia asah gergajinya sampai tajam, sehingga pemotongan kayu bisa lebih cepat.Â
Apa yang di dapat? Si tukang kayu tua tak kelelahan, memotongnya lebih cepat, dan hasil potongannya juga lebih banyak. Sebelum bekerja, sebenarnya si tukang kayu juga sudah memikirkan harus ke bagian hutan mana dia mengangkat hasil potongan kayunya, yang dengan begitu ia mampu mengatur jadwal istirahat. Sedangkan si tukang kayu muda kelelahan motong kayu, dan karena tak memikirkan harus ke tempat mana ia membawa hasil potongan kayunya.
Sekarang, kita ibaratkan pekerjaan atau tugas yang kamu miliki itu adalah pohon yang kayu-kayunya ingin kamu potong, maka pastikan dulu gergajinya sudah kamu asah, udah tajam gitu. Yang dimaksud gergaji adalah diri kamu sendiri. Kualitas diri kamu akan menentukan kualitas pekerjaan kamu. Hal ini sebenarnya mengingatkan aku terhadap sebuah penelitian yang pernah aku baca mengenai,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!